Proyek revitalisasi Pasar Banyuasri, Kecamatan Buleleng, mulai dibangun ditandai peletakan batu pertama, Jumat (27/12). (BP/mud)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Peletakan batu pertama proyek revitalisasi Pasar Banyuasri, Kecamatan Buleleng, dilakukan Jumat (27/12). Hadir Bupati Putu Agus Suradnyana didampingi Wakil Bupati Nyoman Sutjidra, Ketua DPRD Gede Supariatna, Direktur Utama PT Tunas Jaya Sanur Made Budi Admika dan pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.

Budi Admika optimis dapat menyelesaikan proyek revitaliasi Pasar Banyuasri pada Desember 2020. Batas waktu yang diberikan dinilai cukup karena pihaknya menerapkan metode kerja konstruksi. Selain itu, didukung peralatan canggih dan terbaru, sehingga pengerjaan bisa tepat waktu, tepat mutu dan biaya.

Baca juga:  Setahun Tangani Pandemi COVID-19, Ini Tingkat Kepuasan Publik pada Kinerja Jokowi-Ma'ruf

Pengerjaan dimulai tahap pengurukan sampai 31 Desember 2019. Setelah itu pemasangan tiang pancang sebanyak 900 titik. Sesuai perencanaan, usia bangunan ini bisa bertahan hingga lebih dari 30 tahun. “Kami mengikuti spesifikasi dari pihak perencana. Secara teknis kami laksanakan apa yang ada di dokumen kontrak,” ujarnya.

Menurut Bupati Putu Agus Suradnyana, pasar tradisional selama ini kalah bersaing dengam pasar modern. Ini karena umumnya pasar tradisional terkesan kumuh. Revitalisasi Pasar Banyuasri ini diharapkan bisa menarik kembali minat masyarakat untuk berbelanja di pasar tradisional.

Baca juga:  Kebersihan Objek Wisata Menjadi Sorotan

Pasar Banyuasri akan beroperasi selama 24 jam. “Pasar ini bukan jadi pusat interaksi ekonomi saja, tetapi sebagai objek city tour. Saya berharap kebersihannya selalu dijaga sehingga masyarakat yang berbelanja merasa nyaman,” ungkapnya.

Revitaliasasi Pasar Banyuasri menghabiskan anggaran Rp 180 miliar yang bersumber dari APBD Buleleng, Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Provinsi Bali dan BKK Kabupaten Badung. Pasar dibangun berlantai tiga dengan luas 20.400 meter persegi. Pasar terdiri atas 796 unit los, 184 kios, lapak mobil (36 unit), lapak tumpah (432 unit) dan 92 unit ruko. (Mudiarta/balipost)

Baca juga:  Kebijakan Fundamental dan Strategis Membentuk Karakter dan Jati Diri SDM Bali
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *