Suasana pelaksanaan nyepi adat di Kutuh. (BP/dok)

BANGLI, BALIPOST.com – Desa Adat Kutuh, Kintamani, Minggu (29/12) melaksanakan nyepi adat. Sama seperti pelaksanaan nyepi tahun caka, krama Desa Adat Kutuh wajib menjalani catur brata penyepian selama satu hari penuh.

Tak hanya itu dalam nyepi adat ini krama juga harus mematuhi pantangan, yakni tidak boleh memetik dedaunan. Perbekel Desa Kutuh Wayan Pasek mengatakan, nyepi adat dilaksanakan serangkaian upacara wali di Pura Dalem Kangin, Desa Kutuh yang puncaknya berlangsung pada Tilem Sasih Kaenem.

Baca juga:  Tarif Retribusi ke Kintamani Diturunkan, Bupati Bangli Harap Kunjungan Meningkat

Nyepi adat dilaksanakan selama satu hari mulai pukul 06.00 sampai 06.00 wita keesokan harinya. Secara umum, pelaksanaan nyepi adat di Desa Adat Kutuh memiliki tujuan dan makna yang sama dengan Nyepi Tahun Caka, yaitu untuk menyucikan alam dan memohon kedamaian.

Pada nyepi adat ini, krama adat Kutuh tidak boleh melakukan aktivitas seperti biasanya. Krama harus melaksanakan catur brata penyepian yakni amati geni (tidak menghidupkan api), amati lelungaan (tidak bepergian), amati lelanguan (tidak mendengarkan hiburan) dan amati karya (tidak bekerja). “Sama seperti Nyepi biasanya yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali. Saat nyepi, warga tidak boleh ke luar dari wilayah desa. Warga lain yang masuk ke Desa Kutuh juga tidak boleh. Kalau melanggar kena denda,” terangnya.

Baca juga:  Masih Rendah, Perlindungan Konsumen di Era Digital

Untuk menghindari adanya tamu yang masuk ke wilayah Desa Kutuh, jalan masuk menuju desa telah dijaga pecalang. Pihak adat juga memasangi pemberitahuan pelaksanaan nyepi adat di perbatasan desa.

Diungkapkan Wayan Pasek, hal yang unik dari pelaksanaan nyepi adat di Desa Kutuh, adalah dilarang memetik dedaunan. Di rumah sendiri sekalipun.

Kalau ketahuan, akan didenda. Dendanya berupa pajegan, yang kalau diuangkan nilainya Rp 200-250 ribu. “Sekarang sudah bisa diuangkan, tapi yang melanggar tetap harus datang ke Pura Desa untuk mapiuning, memohon maaf,” jelasnya. (Dayu Swasrina/balipost)

Baca juga:  Dari Usaha Ini, Ketut Teler Raup Omzet Hingga Rp 10 Juta Per Bulan
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *