sarbagita
Sejumlah penumpang masuk ke dalam bus Trans Sarbagita. (BP/Dokumen)

Kemacetan terutama pada jam-jam tertentu di Denpasar sering mendapat keluhan. Kemacetan yang membuat waktu tempuh ke objek wisata terutama dari dan ke Bandara Internasional Ngurah Rai menjadi lebih lama, membuat ketidaknyamanan wisatawan yang berkunjung ke daerah ini.

Sementara moda transportasi yang ada kerap terjadi gesekan hingga menimbulkan kerawanan bahkan mengancam citra pariwisata daerah ini. Transportasi publik yang ada/tersedia masih sangat terbatas, baik dari sisi jumlah maupun rute yang dilayani.

Salah satu moda transportasi publik yang ada di Bali saat ini baru Trans Sarbagita. Seperti disebutkan di atas, baik dari sisi jumlah maupun rute yang dilayani masih sangatlah terbatas. Karena itu, penyediaan transportasi publik semacam Trans Sarbagita ini harus dikembangkan di daerah-daerah. Misalnya ada Trans Klungkung, Trans Jembrana, Trans Buleleng, Trans Bangli atau entah apalah namanya. Yang jelas dan pasti, rute mereka harus jelas dan terintegrasi dengan transportasi publik yang lain.

Baca juga:  Program Infrastruktur dan Budaya Bali Gubernur Koster Diapresiasi Dubes Inggris

Masing-masing daerah dapat menyiapkan armada transportasi publik sendiri berdasarkan analisis luas daerah jangkauan dan penduduk yang dilayani. Pengadaan transportasi publik oleh daerah diharapkan menjadi solusi keterbatasan jumlah armada. Sementara untuk melayani rute-rute khusus, bisa memanfaatkan dan mengoptimalkan transportasi swasta seperti minibus, taksi, baik yang telah menggunakan aplikasi online maupun yang masih konvensional. Terpenting, penataan dan rambu-rambu yang tegas dan jelas untuk menghindari terjadinya gesekan sosial antarpelaku bisnis transportasi tersebut.

Baca juga:  Kemacetan di Bali Tak Kunjung Ada Solusi, Transportasi Publik Alami "Stunting"

Kehadiran transportasi publik yang terintegrasi, juga bisa menghidupkan dan membangkitkan kembali angkutan perkotaan (angkot) dan angkutan perdesaan (angdes) yang telah mati suri oleh gempuran kepemilikan kendaraan pribadi. Tentu saja, pelayanannya harus ditingkatkan. Karena, aspek pelayanan inilah yang selama ini dikeluhkan konsumen hingga memilih menggunakan angkutan pribadi seperti sepeda motor dan sejenisya.

Kehadiran transportasi publik massal yang terintegrasi dan nyaman dengan pelayanan prima, sedikit-sedikit dapat menekan minat kepemilikan kendaraan pribadi. Dengan begitu, kemacetan dapat dikurangi karena secara perlahan rasio jumlah kendaraan dengan ruas jalan dapat dioptimalkan bahkan mendekati ideal.

Baca juga:  Memandirikan Ekonomi Desa

Meningkatnya pemanfaatan transportasi publik juga memacu tumbuhnya kesetaraan sosial. Mengingat, layanan transportasi tidak membedakan strata sosial. Pengadaan transportasi publik ini juga dapat menjadi peluang baru dalam meningkatkan pendapatan daerah.

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *