TABANAN, BALIPOST.com – Meski festival pertanian 2017 di DTW Jatiluwih, Penebel Tabanan baru akan dibuka pada 16 Juni mendatang, namun sejumlah pra-event telah digelar. Salah satunya pemasangan ‘lelakut’ dari masing-masing subak di Jatiluwih.
Bahkan kegiatan ini juga melibatkan para wisatawan baik asing maupun domestik yang tengah berkunjung ke salah satu obyek wisata pertanian ternama di kabupaten Tabanan. “Pra-festival sudah diawali dengan pemasangan lelakut oleh petani kita dan wisatawan juga banyak menjadikan momen itu untuk media foto, bahkan ada juga yang ikut terlibat langsung membantu petani memasang lelakut,” beber Manager DTW Jatiluwih I Nengah Sutirta Yasa, SE, Jumat (26/5).
Tidak hanya terlibat dalam pemasangan ‘lelakut’, para wisatawan juga tampak aktif menanyakan tujuan dan maksud dari pemasangan tersebut. Dan ini yang coba dijelaskan oleh pengelola DTW Jatiluwih dari aktivitas para petani. “Budaya dan tradisi kearifan lokal di sektor pertanian desa Jatiluwih dan desa penunjang inilah yang coba kita angkat dalam festival pertanian,” jelasnya.
Selain pemasangan lelakut, agenda lainnya dalam mengawali Jatiluwih Agriculture Festival 2017 akan digelar upacara Ngusaba Subak yang akan digelar tanggal 7 Juni mendatang. Dalam ngusaba subak ini, para wisatawan yang tengah berkunjung ke Jatiluwih bisa langsung menyaksikan ritual-ritual di tengah sawah.
Dijelaskannya pihak managemen DTW Jatiluwih memberikan biaya kepada masing-masing subak yang ada di 7 tempek (Subak tempek Telabah gede, Kedamaian, Uma dwi, Besikalung, Gunungsari, Umakayu dan Kesambi). Selain mendapatkan papahan yang telah diatur dalam perjanjian, juga memberikan subsidi kepada subak berupa biaya untuk Ngusaba Subak.
Subsidi tersebut dalam rangka kegiatan ngusaba subak di masing-masing subak sebesar Rp 15 juta secara bergilir bagi subak yang melaksanakan Ngusaba Subak. “Tahun ini giliran subak Besikalung, jadi upacara Ngusaba Subak yang sekaligus mengawali event Jatiluwih akan dilakukan oleh subak Besi Kalung,” jelasnya.
Ngusaba Subak menurut Sutirta Yasa sekaligus memberikan suguhan yang berbeda bagi para wisawatan yang berkunjung. Mereka bisa menyaksikan prosesi di subak secara langsung.
Diharapkannya dengan digelarnya festival pertanian di Jatiluwih ini tingkat kunjungan wisatawan semakin meningkat. Dimana dari data kunjungan selama tahun 2017 hingga bulan Mei tercatat masih didominasi wisatawan asing asal Eropa yakni wisman 60.734 orang dan wisdom 14.165 orang. “Jika ini berhasil, ke depan kita harapkan bisa menjadi event tahunan,” pungkasnya. (Puspawati/balipost)