NEGARA, BALIPOST.com – Sejumlah titik di pinggir aliran Daerah Aliran Sungai (DAS) Tukadaya, Kecamatan Jembrana mengalami erosi. Selain di Samblong, Kelurahan Sangkaragug, di Desa Batuagung tepatnya di Banjar Anyar juga mengalami hal serupa. Sejumlah bangunan di pinggir sungai tersebut tergerus erosi akibat aliran sungai.
Hampir setiap air sungai meluap (banjir), warga yang tinggal di dekat sungai was-was. Sejatinya kejadian itu sudah lama terjadi, namun lantaran belum ada penanganan kondisinya semakin parah. Hampir setiap air sungai meluap atau hujan di hulu, tanah berkurang tergerus derasnya aliran sungai.
Sebelumnya panjang titik sungai yang tergerus hanya berkisar 20 meter. Namun belakangan tambah melebar. Bila tidak segera ditangani dikhawatirkan akan tambah melebar. Sejumlah tebing senderan yang melindungi tanah warga mulai hancur tergerus aliran sungai.
Dari pengamatan, Jumat (26/5), ada sekitar empat rumah warga di pinggir sungai tersebut yang tergerus akibat tanah ambrol. Sejatinya di sepanjang sayap sungai ini, pernah dipasang pelindung baik senderan beton maupun batu beronjong. Namun berangsur kini sudah mulai ambrol. Bahkan saat ini terlihat dari Barat sungai sebuah bangunan yang sudah nyaris ambruk. Bangunan itu merupakan dapur milik warga yang hampir seperempat bangunan berada di jurang sedalam 10 meter itu. Bangunan ini milik Ida Bagus Suamba (51). Kini sebagian pondasinya sudah hilang karena tergerus arus sungai.
Sebelumnya, kata Suamba, pohon bunut berukuran besar juga sudah lenyap ambruk tergerus banjir beberapa waktu lalu. Warga sekitar lokasi berharap ada perbaikan di sisi Timur Sungai itu apalagi padat permukiman. Bila tidak segera dilakukan, dikhawatirkan sepanjang bantaran sungai itu akan terkikis arus sungai hingga ke permukiman penduduk.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jembrana, I Wayan Darwin dikonfirmasi kemarin mengatakan ada beberapa titik erosi di Jembrana. Salah satu yang parah ada di Samblong dan saat ini menurutnya sudah ditangani. DAS Tukadaya yang mengalir hingga beberapa desa termasuk Batuagung dan Sangkaragung itu termasuk salah satu titik erosi (surya dharma/balipost)