Drs. I Nengah Madiadnyana, M.M. (BP/sue)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kemajuan lembaga pendidikan terbanyak ditentukan kualitas SDM gurunya. Makanya Ketua YPLP Kota PGRI Denpasar, Drs. I Nengah Madiadnyana,M.M., jangan menjadi guru di mata siswa, tapi jadilah guru di hati siswa. Artinya tanpa kehadiran guru, siswanya tetap disiplin.

Ini yang dia sebut menjadi guru seperti pohon yang rindang dan berbau harum yang membuat orang lain berteduh di bawahnya. Jangan menjadi guru seperti pohonp pule, tumbuh di kuburan, ditakuti dan dijauhi siswanya. Ini artinya guru harus ada di hati siswa.

Baca juga:  Tergiur Undian Palsu Catut Nama GFI, Korban Rugi Jutaan Rupiah

Guru jangan terus berpikir masa lalu saja, namu guru hendaknya berpikir untuk masa depan mencetak SDM yang unggul. Anak-anak sekarang maju selangkah di bidang TI dari gurunya. Makanya guru jangan takut belajar dari siswa.

Untuk bisa mewujudkan sekolah, kata Madiadnyana, guru wajib memiliki ATM yakni Amati, Tiru, dan Modifikasi. Makanya dia rutin mengajak kasek dan guru sekolah PGRI melakukan studi banding ke luar negeri untuk mengamati, meniru dan memodifikasi keunggulan milik orang lain untuk diterapkan di sekolah masing-masing.

Baca juga:  Kementerian PANRB Gelar Seminar Arah Pembinaan Inovasi Pelayanan Publik Untuk Reformasi Birokrasi Berdampak di Bali

Modifikasi inilah yang dia sebut bagian dari kreativitas dan inovasi. Didukung dengan manajemen yang profesional, SDM guru profesional dan sarprasnya berkualitas. “Saatnya sekolah PGRI kini fokus pada kualitas bukan lagi kuantitas. Ketika kualitas tercapai, saat itu kesejahteraan tercapai,” tegasnya. (Sueca/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *