Seorang warga sedang membuat sate lilit. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Bila anda dalam perjalanan dari Denpasar menuju Gianyar, di Jalan W.R. Supratman tepatnya di sekitar Bali Creative Industry Center (BICC) Balai Diklat Industri Denpasar, Tohpati, anda akan melihat sebuah warung makan yang dipadati pembeli. Nama warung tersebut, Warung Sari Alit.

Warung yang menjual masakan tradisional Bali berbahan dasar ikan laut ini dalam seharinya mampu menjual sate lilit hingga 1.000 tusuk. Warung ini dirintis pasangan suami-istri, Kadek Alit Suardana dan Wayan Sari.

Baca juga:  Akhir Pekan Tiba, Yuk! Coba Buat Sate Lilit Bali

Awalnya, mereka berjualan di pinggir jalan dan memperkerjakan satu orang pegawai. Seiring majunya usaha, kini mereka sudah mempekerjakan 15 orang.

Menu yang ditawarkan Warung Sari Alit makanan olahan ikan laut dari resep keluarga berupa sate lilit, pepes ikan, bakso ikan dan sayur labu.

Wayan Sari, Jumat (10/1) menuturkan, menu yang dijualnya hingga sekarang masih sama dan dimasak sendiri olehnya. ‘’’Saya yang punya resep dan masak sendiri,’’ ujarnya.

Baca juga:  Suka Masakan Korea, Berikut Rekomendasi Restorannya di Bali

Bahan bakunya didapatkan dari pelabuhan Benoa. Ikan yang dipakai adalah jenis Madlin. ‘’Sekali beli sebanyak 300 kilogram. Biasanya beli tiga kali sehari,” ujar Sari.

Dalam sehari, sekitar 1.000 tusuk sate lilit yang terjual. Satu paket menu berupa lauk sate lilit, pepes dan sayur dan bakso ikan dihargai Rp 18.000. Selain melayani pembeli di warung, menurut Sari pihaknya juga memenuhi pesanan. (Wira Sanjiwani/balipost)

Baca juga:  Sate Lilit Mek Rame, Pertahankan Rasa dengan Kesegaran Bahan Olahan
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *