BANDA ACEH, BALIPOST.com – Saat bulan Ramadan menyapa, sempatkanlah untuk traveling ke Aceh. Provinsi berjuluk Serambi Makkah ini memiliki atmosfir dan suasana bulan Ramadan yang khas. Ada banyak keseruan yang bisa dinikmati bersama Pesona Ramadan di Aceh.
“Ada banyak keseruan yang bisa dinikmati bersama Pesona Ramadan di seluruh wilayah Aceh. Tradisinya banyak yang unik,” terang Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuti, yang didampingi Kabid Promosi Budaya Wawan Gunawan, Sabtu (27/5).
Apa yang disampaikan Deputi Esthy itu memang persis. Sepanjang Ramadan menyapa, ada banyak aktivitas wisata yang bisa ditemui di seluruh Aceh. “Kunjungan wisatawan biasanya banyak di awal dan akhir Ramadan,” kata wanita berkerudung itu.
Yang penasaran dengan tradisi bernama Meugang, silakan simak agendanya di Aceh . Tradisi ini merupakan tradisi potong sapi yang dilakukan dua hari sebelum Ramadhan dan dua hari menjelang Hari Idul Fitri. Dalam tradisi ini, wisatawan dapat melihat berbagai proses mulai dari pemotongan sapi, proses pemasakan, hingga makan bersama.
Setelah itu, ada juga festival Ramadhan dan beragam perlombaan, mulai dari lomba azan, Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ), juga hafiz Al Quran. Ada juga Kampung Ramadan yang biasanya digelar di bantaran sungai. Di situ, masyarakat akan menjajakan aneka menu buka puasa. Tak lupa zikir akbar yang akan digelar di Masjid Raya Baiturrahman.
“Masjid Raya Baiturrahman sudah menjadi daya tarik wisata baru. Sudah banyak warga yang selfie dan mem-posting keindahan dan kemegahan Masjid Baiturrahman ke media sosial,” tambah wanita berkerudung itu.
Saat ini, Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh, Nangroe Aceh Darussalam memang sudah sangat eye catching. Tampilan fisiknya sudah berubah total mirip Masjid Nabawi di Madinah. Pekarangannya sudah dilapisi marmer. Saat sore hari, ada 12 payung raksasa yang dibiarkan mengembang dengan balutan pendaran pencahayaan super-keren. “Silakan selfie, bikin vlog, dan sebarkan ke dunia maya. Bagikan keindahan Ramadan di Aceh ke seluruh dunia,” ucapnya.
Dan di 10 Ramadan terakhir, ada Qiyamul Lail. Momen ini biasanya dibanjiri pengunjung. Maklum, ustaz dari Riyadh, Arab Saudi, ikut diundang ke Aceh.
“Banyak yang bisa dinikmati. Siang hari bisa ke museum, atau destinasi panorama. Kalau untuk kuliner bisa malam hari mulai jam 4 sore. Ada juga Ifthar Bersama, tarawih dan tadarrus, Zikir dan Khanduri Khatam Al-Qur’an dan Malam Nuzulul Qur’an,” timpal Kadispar Aceh Reza Pahlevi.
Menpar Arief Yahya juga yakin, Aceh akan laku dengan positioning sebagai destinasi wisata Islami dunia. Menurutnya sektor agama dan budaya Aceh memiliki koneksi kuat untuk dijual sebagai wisata. “Sama seperti Bali dengan filosofi kekuatan ajaran agama, budaya dan pariwisata yang bersatu, Aceh juga kuat daya tariknya dengan produk wisata alam dan proses ajaran kebudayaan religi syariat islamnya,” ujarnya.
Karenanya, mengunjungi Aceh saat Ramadan diyakini akan menjadi pengalaman yang tidak terlupakan. “Selamat menikmati Aceh dan resapi indanhya Ramadan di sana,” ucap Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI. (kmb/balipost)