TABANAN, BALIPOST.com – Puncak pujawali/piodalan di Pura Luhur Batukaru bertepatan dengan Umanis Galungan, Kamis (6/4). Ribuan pemedek memadati pura yang terletak di kaki gunung Batukaru tersebut.
Bahkan, pemedek sudah pedek tangkil sejak pagi hari di hari Galungan, Rabu (5/4). Padahal, upacara nuwur Ida Batara yang berstana di pura tersebut baru berlangsung Rabu petang.
Pujawali di pura yang terletak di Desa Wongaya Gede, Penebel, Tabanan ini akan berakhir (masineb) pada Minggu (9/4 ) mendatang. Rangkaian puncak pujawali kemarin diawali dengan upacara munggah.
Upacara munggah tersebut diisi dengan persembahan tari sakral, di antaranya rejang pemendak. Pantauan Bali Post, antrean panjang pemedek sudah terlihat sejak memasuki Pura Taman Beji. Sebelum pemedek sembahyang di mandala utama Pura Batukaru, persembahyangan pertama diawali di Pura Taman Beji.
Akibat padatnya pemedek, antrean untuk bisa masuk ke mandala utama di Taman Beji dilakukan dua tahap. Tahap kedua dilanjutkan ke utama mandala dan persembahyangan terakhir dilakukan di Pura Dalem Khayangan.Mangku Gede Jro Kebayan mengatakan, pujawali di Pura Batukaru nyejer selama tiga hari. Ida Batara masineb, Minggu siang yang diawali dengan serangkaian upacara sejak pagi harinya, seperti nedunang Ida Batara untuk selanjutnya melaksanakan rejang pengider, nunas bawos, serta mapeica saren tahun.
Untuk menyukseskan karya pujawali di pura ini, krama pengempon yang berasal dari belasan banjar adat di dua desa dinas, Wangaya Gede dan Tengkudak telah melakukan ngayah sejak beberapa hari sebelum pujawali. Saat pujawali, krama pengempon kembali secara bergilir ngatur ayah sesuai tugas yang diperoleh, seperti membuat penjor, nyapuh, manjer, bagi pengempon laki.
Sementara yang wanita, ngatur rayah konsumsi, rejang serta tugas lainnya. “Tugas ini digilir sesuai jumlah banjar adat pengempon,” ujar Nyoman Sugiarta, prajuru Banjar Bendul, salah satu banjar adat pengempon Pura Luhur Batukaru.
Pura Luhur Batukaru merupakan salah satu pura Sad Kahyangan atau tempat pemujaan seluruh umat Hindu. Secara admistrasi letak pura ini terdapat di Desa Wongaya Gede, Penebel, Tabanan. (Asmara Putera/balipost)