Suasana aktivitas water sport di Pantai Tanjung Benoa. (BP/Dokumen)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Seperti yang dikhawatirkan banyak kalangan, wabah Corona yang menyebabkan distopnya penerbangan dari dan ke Tiongkok daratan “memakan” korban di Bali. Baru 5 hari penutupan penerbangan diterapkan, dampaknya langsung dirasakan pengusaha akomodasi pariwisata.

Seperti di kawasan Tanjung Benoa, sejumlah pengusaha watersport terpaksa merumahkan karyawan karena sepinya kunjungan wisatawan khususnya asal Tiongkok. “Ada dua penyedia jasa watersport di kawasan Tanjung Benoa terpaksa harus merumahkan karyawannya,’’ ujar Ketua Gabungan Pengusaha Wisata Bahari (Gahawisri) Kabupaten Badung Nyoman Wana Putra, Senin (10/2).

Baca juga:  Ikuti 24 Materi di PKB, Badung Siapkan Anggaran Rp 7,7 Miliar

Dua usaha watersport tersebut selama ini memang menggarap pasar Tiongkok. Hal ini mengingat wisatawan yang gemar watersport sebagian besar berasal dari Tiongkok. Namun akibat penurunan kunjungan wisatawan Tiongkok cukup drastis yakni hingga 65 persen, kedua usaha tersebut kesulitan beroperasi. “Terpaksa merumahkan karyawannya yang jumlahnya mencapai ratusan pekerja,” imbuhnya.

Secara umum, akibat anjloknya kunjungan wisatawan, semua usaha watersport saat ini terpaksa berhitung ulang untuk mengcover biaya operasional khususnya upah pekerja. Pihaknya berharap ada langkah dari pemerintah untuk bisa memulihkan kondisi pariwisata. (Yudi Karnaedi/balipost)

Baca juga:  Perhitungan Sementara, Prabowo-Gibran Unggul di Real Count KPU RI
BAGIKAN