Peternak babi di Tabanan sedang membersihkan kandang. (BP/Dokumen)

TABANAN, BALIPOST.com – Maraknya kasus babi mati secara mendadak di Kabupaten Tabanan membuat masyarakat waswas mengkonsumsi daging babi. Padahal, dalam beberapa hari lagi akan datang hari raya Galungan dan Kuningan yang identik dengan konsumsi daging babi sebagai menu utama.

Menyikapi hal itu, Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan menurunkan ratusan petugas untuk melakukan pemeriksan babi. Apalagi di Tabanan babi mati mencapai 537 ekor.

Baca juga:  Tren "Farm to Table" Makin Diminati, Restoran Multinasional Lirik Penggunaan Pangan Lokal

“Puskeswan dan dokter hewan kami turunkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dan keamanan babi sehingga aman dikonsumsi pada Galungan nanti,” ujar Kabid Peternakan Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan I Made Suamba, Senin (10/2).

Pemeriksaan ternak babi juga akan dilakukan saat penampahan Galungan. Dengan harapan, masyarakat tidak lagi resah dan takut mengkonsumsi daging babi. Selain itu, virus yang menyebabkan kematian babi secara mendadak ini tidak menular ke manusia atau tidak bersifat zoonosis.

Baca juga:  Pura Pucak Manik Toya Terendam Banjir, Kerugian Capai Miliaran Rupiah

Untuk mencegah kerugian di tingkat peternak, sejumlah kecamatan sudah menyepakati harga pembelian babi di tingkat peternak. Di Kerambitan ditetapkan Rp 26 ribu per kg, sedangkan di Selemadeg Timur diputuskan Rp 24 ribu per kg.

Salah seorang peternak babi, I Nyoman Ariadi, di Desa Sudimara, Kecamatan Tabanan, menyatakan telah meningkatkan keamanan kandang dari ancaman virus. Perlakukan tersebut melalui penerapan sterilisasi kandang babi dengan melakukan penyemprotan atau spraying menggunakan cairan disinfektan. Perlakukan sama juga diberlakukan pada orang yang akan memasuki areal kandang. (Dewi Puspawati/balipost)

Baca juga:  Vaksinasi Rabies di Tabanan Lampaui Target
BAGIKAN