BANGLI, BALIPOST.com – Gubernur Bali, Wayan Koster, dalam sambutannya, Rabu (12/2), yang dibacakan Kadis Pemajuan Masyarakat Adat (PMA) Prov Bali, I Gusti Agung Ketut Kartika Jaya Seputra mengungkapkan secara geografis Bali sangat kecil, dengan penduduk 4,2 juta. Dengan karakteristik masyarakat yang menyatu dengan adat dan budaya menjadikan Bali bertaksu.
Alam krama dan budaya. Ini tata cara lehidupan masyarakat bali. Gubernur menyambut positif kegiatan yang dilakukan Yayasan Dharma Naradha didukung Sampoerna untuk Indonesia bersama Bali Post, Bali TV, yang telah mensosialisasikan program Pemprov bali.
Dikatakan, permasalahan dan tantangan besar harus dihadapi masyarakat dan akan berdampak pada keseluruhan aspek kehidupan masyarakat di wilayah Bali di masa kini maupun di masa yang akan datang. Munculnya permasalahan tersebut tidak saja bersumber dari masalah lokal di Bali tetapi juga bersumber dari interaksi kehidupan masyarakat dan pembangunan pada tataran nasional dan global.
Untuk menjawab permasalahan dan tantangan tersebut, melalui visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui pola pembangunan semesta berencana menuju Bali era baru yang bermakna menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya untuk mewujudkan kehidupan Bali yang sejahtera. Sesuai dengan prinsip Trisakti Bung Karno berdaulat secara politik berdikari secara ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan melalui pembangunan secara menyeluruh terencana terarah dan terintegrasi dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan nilai-nilai Pancasila 1 Juni 1945 dengan pola pembangunan.
Dengan demikian akan terbangun kondisi yang diyakini mampu mengantarkan Bali menuju Bali era baru yaitu suatu era yang ditandai dengan tatanan kehidupan baru Bali yang sejahtera. Gubernur mengungkapkan mengimplementasikan Nangun Sat Kerthi Loka Bali ini telah dituangkan ke dalam 22 misi yang menjadi arah kebijakan pembangunan Bali sebagai pelaksana pola pembangunan semesta berencana dengan bidang prioritas pembangunan meliputi pangan sandang papan pendidikan dan kesehatan jaminan sosial dan tenaga kerja adat agama tradisi seni dan budaya pariwisata dan infrastruktur pendukung bidang pembangunan.
Dalam kesempatan tersebut, Kadis PMA juga menyampaikan kepada para bendesa adat bahwa anggaran desa adat sebesar Rp 300 juta sudah cair. Harus segera direalisasikan. Misalnya bulan ini, merupakan bulan bahasa yang bisa dilakukan.
Selain itu, bisa membangun seni yang ada di desa, membina pesantian, sekaa seni, membentuk baga usaha padruen desa adat. Di sektor riil harus ada toko yang jual sembako, juga bisa buat bengkel. Ada pula.kegiatan membentuk TK dan PAUD berbasis Hindu. “Saya ingatkan anggaran itu jangan didiamkan, cairkan,” tegasnya. (Asmara Putera/balipost)