Simulasi penanganan Corona digelar di RSUP Sanglah, Rabu (12/2). (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Guna menunjukkan kesiapan sekaligus menyegarkan kembali pengetahuan SDM dalam menangani virus Corona, RSUP Sanglah, Rabu (12/2) menggelar simulasi penanganan virus Corona. Simulasi ini bukan karena adanya pernyataan WHO yang meragukan kemampuan Indonesia dalam mendeteksi virus Corona.

‘’Bukan karena itu. Tetapi ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan RSUP Sanglah. Diadakan setahun dua kali. Untuk menunjukkan kesiapan RSUP Sanglah dalam menanganai kasus gawat darurat dan sekaligus penyegaran SDM,’’ ujar Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUP Sanglah Dr.dr. I Ketut Sudartana, SpB-KBD.

Baca juga:  Dari Irjen Golose Dilantik Jadi Kepala BNN hingga Kapolda Angkat Bicara Soal Oknum Polisi Ditahan

Simulasi diawali dengan kedatangan pasien perempuan dengan gejala batuk dan demam di IRD. Penyanggra yang bertugas menerima pasien di garda depan menanyakan pertanyaan dasar ke pasien mulai dari kapan gejala muncul dan riwayat bepergian pasien.

Ketika ada kecurigaan menuju virus Corona, penyanggra melaporkan ke MOD. Setelahnya petugas melakukan persiapan dan membawa pasien ke ruang isolasi yang berada di sebelah Triage Medik.

Baca juga:  Buleleng Waspadai Penularan Wabah Difteri

Langkah selanjutnya pasien dilakukan pemeriksaan lebih detail di ruang isolasi. Setelah syarat-syarat untuk ditetapkan sebagai pasien dengan status pengawasan, pasien kemudian dijemput oleh petugas ambulans yang memakai alat pelindung diri (APD) untuk dibawa ke ruang isolasi Nusa Indah menggunakan ambulans.

Sesampainya di ruang Nusa Indah, petugas medis siap menerima pasien dengan memakai APD dan membawa pasien ke ruang perawatan isolasi. Di ruangan ini pasien mendapatkan perawatan lanjutan sampai kondisi membaik dan hasil laboratorium ke luar.

Baca juga:  Cilota, Boneka Daun Lontar untuk Souvenir

Sudartana mengatakan, untuk petugas medis yang disiapkan untuk menangani kasus virus Corona, disiagakan enam dokter spesialis on call baik dari spesialis paru maupun spesialis penyakit dalam. ‘’’Ada juga dokter spesialis yang stand by begitu juga dengan perawat,’’’ ujar Sudartana. (Wira Sanjiwani/balipost)

BAGIKAN