Ilustrasi. (BP/Tomik)

Danau Batur konon asal mula peradaban manusia Bali. Namun lihatlah sekarang, kelestariannya makin terancam. Kerusakan sudah sangat parah, bahkan terparah di Bali. Sebelas kementerian dan Bappenas telah diperintahkan untuk menangani 15 danau di Indonesia yang mengalami kerusakan, salah satunya Danau Batur.

Sayangnya langkah penyelamatan sejauh ini sebatas wacana. Netizen melalui akun Facebook @balipost menyayangkan belum adanya tindakan nyata pemerintah pusat dan daerah untuk mengamankan Danau Batur. Penanganan yang sifatnya insidental dinilai tidak akan pernah cukup.

Danau Batur perlu dibentengi dari masalah pendangkalan, pencemaran hingga penyerobotan ruang. Upaya penyelamatan ini membutuhkan dana besar yang tidak bisa hanya ditanggung Pemkab Bangli yang APBD-nya terbatas.

Selain pemerintah dari pusat hingga daerah, swasta juga harus ikut bergerak. Tidak boleh lagi hanya memetik berkah keindahan alam tanpa mau merawatnya. Swasta terutama industri pariwisata bahkan harus di garda terdepan menjaga alam Bali. Berikut sejumlah komentar netizen.

Baca juga:  Kontroversi Viking Sun

I Wayan Rudia

Harus masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Bangli menjaga alam Danau Batur dengan baik serta kebersihannya biar bisa bersaing dengan Danau Beratan, sehingga wisatawan banyak yang berkunjung ke sana untuk meningkatkan PAD. Semoga tetap lestari, indah dan asri. Danau dari kita untuk kita. Jangan cemari danau dengan limbah dan sampah karena sumber kehidupan.

Ryanto

Memang benar, mayoritas masyarakat kita kurang peduli dengan lingkungan, juga tidak bisa menjaga kelestarian alam. Kalau sudah punah dan rusak, kan kita juga yang merasa rugi dan kecewa.

Ketut Mandala

Hanya termakan janji-janji manis. Realisasinya belum ada untuk pelestarian alam. Kalau investor datang baru nomor satu untuk proyek soalnya uang datang. Seharusnya ada penganggaran untuk melestarikan Danau Batur.

Made Mur

Barangkali semua ingin baik dan lestari. Mari yang terkait turun tangan demi kebaikan kita bersama. Jangan dibiarkan, apalagi sebagai penonton.

Baca juga:  Bebaskan Lahan Pertanian di Gianyar dari Pajak

Agung Skip

Pemda dan masyarakat lokal Bali tidak peduli dengan alamnya. Mereka sendiri yang akan merasakan akibatnya.

I Te Pang

Dulu kira-kira 20 tahun yang lalu pernah diajak ibu ke sana. Seingat saya sangat bersih. Tetapi kini entah kenapa banyak sampah di pinggirnya.

Cempaka Suryantika

Seharusnya bisa sama-sama menjaga. Terutama masyarakat sekitar.

Suryawan Surya

Dikasih alam yang indah dan memiliki potensi bagus, tidak dikelola, tidak dimanfaatkan, tidak dirawat dengan baik. Nanti cemburu sama daerah lain yang pariwisata dan PAD-nya tinggi.

Wayan Sakyo Penamun

Kalau sumber air Bali rusak, maka Bali hancur.

Ketut Dwita

Danau Batur tidak seindah dulu. Sekarang sudah dialihfungsikan menjadi lahan bisnis.

Cokorda Oka Birawidya

Yang penting pajak tagih ke perusahaan yang pakai air tanah, tapi sumber airnya tersebut tidak diperhatikan. Yang penting pajak.

Gd Buda

Baca juga:  Tolak Jembatan Jawa-Bali

Sekarang saja dari Penulisan sampai Penelokan sudah banyak bangunan yang mengganggu keindahan Gunung Batur. Semua restoran atau hotel mencari lake view.

Loak Reborn Kintamani

Dinas Lingkungan Hidup, Kehutanan, membatasi tebang pohon dan membatasi pembangunan hotel restoran yang sampai ke danau serta mengkaji kembali galian C. Dinas Perikanan menjaga ekosistem danau dan memperhatikan pembangunan keramba. Dinas Pertanian mengimbau agar tidak beternak atau bertani dekat danau. Dinas Pariwisata mengarahkan warga sekitar danau untuk mau mengelola dan merawat lingkungannya agar wisatawan datang. Dinas Tata Kota dengan fasilitas kerjanya arahkan ke danau bersama masyarakat bersihkan danau. Semua pihak terkait terus lakukan penyuluhan dan bimbingan ke masyarakat.

Darmanabrajamusti

Sudah tahu Danau Batur tower. Sumber airnya tower yang harus dijaga kelestarianya bersama, kok pada sibuk ngurusin politik, saling menjatuhkan? Memangnya kita bisa minum politik tanpa minum air untuk hidup? *

BAGIKAN