Saya sependapat dengan pemberitaan media massa Bali Post bahwa kita di Bali agak dan terkesan gagal mengawasi pelanggaran tata ruang. Pandangan pengamat lingkungan dari Unud itu memang perlu ditindaklanjuti.

Jangan menunggu Bali hancur baru berbuat. Jadi, jangan alam Bali semuanya dikelola untuk kepentingan bisnis. Ruang-ruang budaya dan religius mestinya tetap dijaga jangan sampai semua kawasan untuk pariwisata. Mudah-mudahan ada kesadaran baru di Bali untuk menjaga alam Bali terlebih setelah ada ancaman virus Corona.

Baca juga:  Penambahan Lampu Penerangan di Lapangan Puputan Renon

Selebihnya, saya berharap LSM lingkungan lebih banyak bersuara terkait pelanggaran tata ruang di Bali. Ada banyak perizinan yang mungkin bisa dikoreksi mengingat lokasinya tak sesuai dengan alamat yang ada di izin yang dikeluarkan pejabat.

Yang saya lihat, kini meskipun situasi masih krisis pembangunan hotel tetap marak. Mudah-mudahan kondisi yang membuat dunia pariwisata lesu tak bertahan lama. Namun, tetap saya berharap ada keberpihakan pada alam Bali jika nantinya pariwisata pulih kembali. Kita harus belajar dari banyak hal untuk menjaga alam Bali.

Baca juga:  Sejahtera Dulu, Regenerasi Kemudian 

I Wayan Arsana 

Gianyar, Bali

BAGIKAN