Ilustrasi. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Keterlambatan pasien kanker datang ke pelayanan kesehatan masih menjadi kendala penanganan kanker hingga saat ini. Contohnya, sebesar 70 persen, pasien kanker payudara di Indonesia datang pada stadium 3 dan 4.

Padahal, menurut pendiri RS Prima Medika, Prof. Dr. dr. Tjakra Wibawa Manuaba, Sp.B., K.Onk., Sabtu (15/2), jika sudah mencapai stadium itu sulit disembuhkan. “Kalau stadium 3 dan 4 sulit sekali disembuhkan,” sebutnya.

Ia mengatakan kanker bisa disembuhkan, syaratnya pasien datang pada standium 1-2. “Stadium 1-2, saya yakin bisa sembuh. Apalagi teknologi dan obat-obat kita sudah canggih. Bahkan kesembuhan orang kanker itu lebih bagus dari orang penyakit rematik, orang sakit rematik tidak akan sembuh,” ungkapnya, Sabtu (15/2).

Keterlambatan pasien datang ke pelayanan kesehatan, salah satunya karena ketidaktahuan pasien. Selain itu juga ada ketakutan untuk operasi, kemoterapi, radiasi, dan ada juga yang mencari pengobatan alternatif.

Baca juga:  Pertama Kali dalam Sejarah, Angka Kemiskinan Bali Terendah di Indonesia

“Ini yang beratnya kita di sini karena pengobatan alternatif masih merajalela di Bali, masih banyak dicari penderita kanker. Kita survey, mereka 5-8 kali berpindah dari tempat terapi satu ke terapi lainnya, sebelum datang pada kita,” ujarnya.

Ada tiga kanker yang bisa dideteksi dini yaitu kanker usus besar, kanker leher rahim, dan payudara. Ketiganya, memiliki cara untuk mendeteksi dini dan jika diobati, pasien akan membaik.

Kanker lain yang bisa dideteksi dini adalah kanker prostat dengan PSA (prostat specific antigen) dan pemeriksaan dengan laboratorium tumor marker. Namun ada beberapa kanker yang sulit dideteksi seperti kanker hati, kanker lambung, dan kanker pankreas.

“Kanker ini tidak terlihat, jadi pada waktu dia memberikan tanda-tanda seperti pada waktu kanker hati kondisinya bengkak, besar, lemas, baru dia tahu kanker hati,” ungkapnya.

Baca juga:  Progres Turyapada Tower KBS 6.0 Kerthi Bali Capai 98 Persen

Menurutnya, kanker hati juga bisa didiagnosis lebih awal berdasarkan data riwayat pasien seperti riwayat hepatitis B atau C. Karena orang dengan riwayat hepatitis berisiko terkena kanker hati.

Lanjut Prof Cakra, pada awal pertumbuhannya, kanker bersifat asimptometik, tidak memberikan gejala termasuk kanker payudara dan kanker leher rahim. “Tapi begitu dia memberikan gejala, biasanya itu sudah terlambat,” ujarnya.

Disebutkan, kanker selain bisa dideteksi juga bisa dikurangi risikonya dengan pola hidup sehat. Dengan mengikuti pola hidup sehat yang benar dan baik, minimal bisa mengurangi risiko kanker 20-30 persen. “Tapi bukan berarti tidak bisa kena kanker karena penyebab kanker pada umumnya multi faktor, tidak hanya gaya hidup, tapi juga makanan dan virus,” ungkapnya. .

Baca juga:  Terlalu Dikeramatkan, Lontar Banyak Rusak Dimakan Usia

Direktur RS Prima Medika dr. Putu Dian Ekawati, MPH. mengatakan, pihaknya memperingati Hari Kanker Sedunia yang jatuh pada 4 Februari. Beberapa kegiatan telah dilakukan dalam memperingati Hari Kanker Sedunia seperti kunjungan ke rumah singgah Yayasan Peduli Anak Kanker Bali, melakukan kegiatan edukasi pada masyarakat terkait dengan pencegahan kanker secara dini, meningkatkan kualitas dokter yang ada di RS Prima Medika untuk melakukan deteksi dini terhadap kanker.

Puncaknya pada Sabtu (15/2) yaitu gathering survivor dan fighter, pasien dan komunitas penderita dan pejuang kanker yang ada di Kota Denpasar dan sekitarnya. Momen ini digunakan untuk memperluas pengetahuan masyarakat agar masyarakat di Bali khususunya agar semakin cerdas melakukan deteksi dini terhadap kanker. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN