TABANAN, BALIPOST.com – Desa Adat Meliling, Kerambitan, Tabanan merupakan desa yang masih bertahan dengan potensi pertaniannya. Meski demikian, kini sejumlah usaha kecil mulai bangkit di desa dengan empat banjar adat tersebut.
Terlebih, ke depan desa adat ini juga berupaya untuk meningkatkan pendidikan prasekolah, seperti PAUD/TK. Keberadaan Desa Adat Meliling tidak tertutup untuk pengembangan sektor lainnya. Khususnya untuk pengembangan perekonomian warga desa adat setempat. Seperti yang banyak dilakoni krama desa adat belakangan ini.
Bendesa Adat Meliling Wayan Suada yang ditemui di sela-sela sosialisasi ‘’Nangun Sat Kerthi Loka Bali, Mewujudkan Bali Era Baru’’ di Wantilan Desa Adat Penarukan, Kerambitan, Selasa (28/1) lalu, mengakui saat ini sudah banyak krama-nya yang melakoni usaha kecil untuk menambah pendapatan keluarganya. Salah satunya yakni Nasi Angin.
Pada awalnya sejumlah krama di desa itu bekerja pada salah satu usaha yang membuat nasi angin. Kini, setelah lama bekerja pada orang lain, akhirnya bisa membuka usaha sendiri. “Lumayan, bisa membuka lapangan pekerjaan. Bahkan kini sudah bisa meluas ke desa-desa lain,” ujar Suada.
Seperti desa lainnya, Desa Adat Meliling juga memiliki kewajiban dalam hal parahyangan. Terlebih, desa ini memiliki dua Pura Dalem dan Setra. Karena satu banjar, yakni Banjar Jagatamu memiliki Pura Dalem tersendiri.
Ini karena lokasinya yang cukup jauh dengan banjar lainnya. “Alasannya hanya karena jauh saja, sehingga dibuatkan lagi satu Pura Dalem dan juga setra-nya,” ujarnya.
Terkait dengan adanya kebijakan Pemerintah Provinsi Bali dalam upaya mendorong penguatan masyarakat adat, Suada menilai cukup positif. Karena dengan program tersebut, pihaknya akan mampu membuat terobosan dalam menjalankan kegiatan di desa adat.
Terutama untuk program fisik yang memerlukan dana cukup banyak. Terlebih, saat ini beberapa palinggih di pura yang di-sungsung krama, sudah berusia lama, sehingga perlu direnovasi.
Salah satu program yang dilakukan Desa Adat Meliling, yakni pengelolaan sampah plastik. Pihaknya sudah memiliki satu armada untuk penanganan sampah milik krama. “Sejak beberapa waktu lalu, kami sudah komit untuk penanganan sampah, sesuai dengan program Gubernur,” kata Suada.
Program lainnya, yakni dalam bidang pendidikan. Selama ini Meliling sudah ada pendidikan, PAUD/TK yang kini sudah dikelola desa dinas. Ke depan pihaknya berharap ada yang dibuat oleh desa adat.
Hanya, kini Desa Adat Meliling juga memiliki persoalan. Terutama dalam hal irigasi. Terlebih, desa setempat lebih banyak bergerak dalam sektor pertanian.
Kini, beberapa saluran irigasi tercemar limbah, akibat ulah perusahaan yang membandel membuang limbahnya ke sungai. Padahal, sudah sering pihak perusahaan yang membandel tersebut diberi peringatan agar tidak membuang limbah ke sungai. “Ini mungkin perlu kami minta pertimbangan, agar bisa mengatasi persoalan ini,” katanya. (Asmara Putera/Puspawati/balipost)