BANGLI, BALIPOST.com – Pemerintah Provinsi Bali di bawah kepemimpinan Gubernur Wayan Koster mengeluarkan kebijakan dalam rangka penguatan desa adat. Kebijakan yang dituangkan dalam visi ‘’Nangun Sat Kerthi Loka Bali’’ tersebut mendapat apresiasi dan dukungan berbagai kalangan. Salah satunya, Bendesa Adat Awan, Kintamani, Bangli. Apa saja program yang dirancang Desa Adat Awan dalam mendukung visi Pemprov Bali tersebut?

Bendesa Adat Awan, Kintamani, Bangli I Made Rasna mengatakan, kebijakan Gubernur Koster terutama soal penguatan desa adat sangat bagus dan menyentuh masyarakat adat. Kini desa adat dalam melaksanakan kegiatannya baik dalam bidang parahyangan, pawongan dan palemahan dirasakan telah mendapat dukungan penuh dari pemerintah, apalagi dengan dikucurkannya dana bantuan Rp 300 juta ke desa adat.

Baca juga:  Dukung WWF 2024, 440 Mobil Listrik Dikirim ke Bali

Dalam bidang pawongan, misalnya, desa adat kini bisa makin melestarikan dan mengembangkan seni dan budaya, dengan melaksanaan program Bulan Bahasa Bali yang pembiayaannya didukung pemerintah. Bentuk kegiatannya seperti lomba berbahasa dan nyastra Bali. Di Desa Adat Awan, Bulan Bahasa Bali segera dilaksanakan. ‘’Kegiatan ini mendapat apresiasi dari masyarakat. Guru TK, PAUD, dan SD di Desa Awan, sangat antusias dengan kegiatan ini, karena menyentuh seni dan budaya Bali,’’ terangnya.

Dalam upaya menjaga alam dan budaya Bali tetap lestari, Desa Adat Awan yang memiliki krama 297 KK itu telah membuat sejumlah terobosan. Di bidang lingkungan salah satunya. Sejak tiga tahun terakhir, Desa Adat Awan bersama desa dinas telah menerapkan pengelolaan sampah dan membentuk kelompok alam lestari. Sampah plastik yang telah dipilah masing-masing krama setiap minggunya dibawa ke desa untuk ditabung di bank sampah.

Baca juga:  Desa Adat Tampaksiring akan Bangun Tembok Panyengker Kuburan

Dalam menerapkan terobosan itu, diakuinya, tidak mudah. Butuh waktu untuk menyadarkan dan membiasakan krama melakukan pemilahan sampah. ‘’Kami terus berikan pengertian dan kami punya slogan bagaimana mengubah sampah jadi berkah,’’ terangnya.

Desa Adat Awan mempunyai banyak potensi. Selain pertanian jeruk, Desa Adat Awan juga kaya sumber mata air. Selama ini di desa adat setempat sudah mampu mengelola sumber air yang ada menjadi PAM desa yang kini dikelola BUMDes. Keberadaan PAM tersebut mampu melayani 270 KK. Ke depan rencananya PAM desa yang berdiri sejak 10 tahun terakhir akan dikelola dan dikembangkan desa adat menjadi PAM desa adat. Sedangkan BUMDes nantinya akan fokus pada unit usaha lain.

Baca juga:  Desa Adat Intaran Gelar “Tawur Ngusaba Desa” dan “Nangluk Merana”

Rasna menambahkan, pihaknya di Desa Adat Awan juga berencana akan mengembangkan potensi lain di bidang wisata. Desa Adat Awan selama ini punya mata air yang disakralkan. Bekerja sama dengan desa dinas, potensi itu akan dikembangkan menjadi destinasi wisata spiritual. ‘’Kami juga punya hutan desa yang dilindungi, yang berisi sumber mata air. Lokasi tersebut selama ini menjadi tempat melasti pasucian Ida Batara. Mungkin itu kita bisa kembangkan penangkaran hewan-hewan,’’ ujarnya. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN