BANGLI, BALIPOST.com – Berlokasi di pinggir Danau Batur, Kintamani, Bangli, Desa Ada Kedisan memiliki potensi besar di bidang pertanian. Desa Adat Kedisan pun makin bersemangat dalam melestarikan adat, seni dan budaya.
Hal itu tidak terlepas dari kebijakan Gubernur Bali Wayan Koster memperkuat desa adat dengan menerbitkan peraturan daerah tentang desa adat, serta memberikan dukungan dana bantuan bagi masing-masing desa adat di Bali. Seperti apa desa adat ini mengawal adat dan seni budaya?
Dalam upaya menjaga kelestarian adat, seni dan budaya, Desa Adat Kedisan selama ini telah melakukan sejumlah kegiatan. Salah satu bentuk kegiatan itu adalah dengan melaksanakan pelatihan dan pembinaan tari bagi generasi muda. ‘’Desa Adat Kedisan berupaya melestarikan seni warisan leluhur yang adiluhung. Kami memiliki tari Baris Jojoran. Tarian itu biasanya dipentaskan sejumlah pemuda sebagai pelengkap upacara di pura,’’ ujar Bendesa Adat Kedisan I Ketut Jembawa, Senin (17/2).
Jembawa mengatakan, dengan adanya dukungan penuh dari Pemprov Bali, pihaknya saat ini makin semangat dan lebih leluasa dalam melaksanakan kegiatan pelestarian seni tari tersebut. Tak hanya tari Baris Jojoran, pihaknya di desa adat akan mengalokasikan sebagian dana bantuan yang diberikan Pemprov Bali untuk mendanai kegiatan pengembangan dan pelestarian tari tradisional dan tari sakral lainnya.
Selain di bidang seni dan budaya, Desa Adat Kedisan yang memiliki 566 KK krama itu selama ini juga telah berupaya menjaga kelestarian alam Bali melalui pengelolaan sampah. Setiap bulan, Desa Adat Kedisan melibatkan sekaa teruna-teruni rutin melaksanakan kegiatan gotong royong pembersihan sampah plastik. Sampah yang dikumpulkan diserahkan ke bank sampah. ‘’Kami juga melakukan penataan pertamanan di setra agar bersih,’’ kata Jembawa.
Dengan dukungan yang diberikan Gubernur Bali kepada desa adat saat ini, Desa Adat Kedisan ke depannya akan menggali dan mengembangkan segala potensi yang dimiliki. Salah satunya yakni di bidang pariwisata. Berlokasi di kawasan Kaldera Batur itu, Desa Adat Kedisan berencana membuat wisata di pinggir Danau Batur. Mengenai apa produknya, masih sedang dirancang.
Selain wisata di danau, Desa Adat Kedisan juga akan memanfaatkan lahan yang dimiliki untuk pembuatan tempat parkir wisata. Untuk hal itu, Jembawa mengatakan pihaknya akan bekerja sama dengan Badan Pengelola Pariwisata Batur Unesco Global Geopark mengenai pengelolaan sistem parkir di objek wisata Penelokan. (Dayu Swasrina/balipost)