Nelayan Pantai Yeh Gangga. (BP/bit)

TABANAN, BALIPOSt.com – Wabah Corona di Tiongkok berdampak pada keberlanjutan ekonomi warga nelayan, khususnya nelayan lobster di Kabupaten Tabanan. Pasalnya, selama ini ekspor ke Tiongkok menjadi andalan nelayan khususnya nelayan Pantai Yeh Gangga, Tabanan.

Ketua DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Tabanan, sekaligus Ketua Paguyuban Nelayan Bali, I Ketut Arsanayasa mengatakan merebaknya virus Corona di Wuhan, Tiongkok berdampak pada perdagangan ekspor lobster ke negara tersebut terganggu. Eksportir di tingkat lokal tidak lagi mengambil lobster tangkapan nelayan.

Kondisi inipun sudah terjadi sebelum Imlek. “Terkait ini kami sudah sampaikan ke provinsi dan oleh Bapak Wakil Gubernur Bali kami diterima untuk membahas permasalahan ini. Dari pertemuan tersebut, kami berikan solusinya untuk membuka keran perdagangan ke pariwsata Bali, dan itu sudah ditindaklanjuti dengan menggandeng dinas maupun pelaku usaha terkait,” terangnya belum lama ini.

Baca juga:  Nihil Tambahan Korban Jiwa COVID-19, Kasus Baru Bali Masih 2 Digit

Hasil dari pertemuan tersebut, serapan pasar untuk lobster size 100 gram-200 gram maupun size yang besar di tingkat pasar domestik mulai lancar. Meski diakuinya masih belum maksimal. “Ini tentu perlu waktu memaksimalkan serapan pariwisata Bali untuk menyerap produk perikanan hasil tangkap nelayan lokal,” ujarnya.

Rata-rata permintaan pasar domestik untuk lobster dari nelayan di Yeh Gangga ini berkisar 100-600 kg per hari. Menurutnya, jumlah itu memang sudah mencerminkan bahwa volume tangkapan nelayan sudah terserap semua.

Baca juga:  Polda Ungkap Kasus Transaksi Pakai Crypto

Namun kondisi tersebut belum menguntungkan nelayan,  jika dibandingkan dengan saat ekspor ke Tiongkok. Karena selama ini pasar Tiongkok meminta lobster dalam jumlah yang tidak terhingga, bahkan dengan harga jual yang mahal.

Arsana Yasa yang juga anggota Komisi I DPRD Tabanan ini mengatakan dulu harga lobster size 100-200 gram di pasaran mencapai Rp 450 ribu per kg, kini size tersebut hanya di angka Rp 80-100 ribu per kg. Begitu juga harga lobster di atas 200 gram berkisar Rp 350 ribu per kg, kini hanya laku Rp 180 ribu per kg. “Kini bagi nelayan, yang penting laku,” terangnya.

Baca juga:  Kasus COVID-19 Nasional Naik di Atas 7.700

Dengan hanya mengandalkan pasar domestik, dikatakannya memang membuat harga lobster jadi lebih murah dari sebelumnya. Namun yang penting hasil tangkapan nelayan lokal ini terjual dan tidak merugi. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN