DENPASAR, BALIPOST.com – Ingin punya foto-foto makro menarik tapi tidak memiliki kamera DSLR dan lensa makro? Jangan putus asa dulu. Awalnya, teknik fotografi makro ini memang khusus ditekuni oleh para pengguna kamera DSLR maupun mirrorless yang dilengkapi dengan lensa khusus makro. Namun dengan makin pesatnya perkembangan teknologi saat ini, foto makro juga bisa dihasilkan hanya dengan bermodalkan kamera smartphone.
Saat ini banyak sekali kamera smartphone yang sudah dilengkapi fitur makro bawaan dari pabrikannya. Fitur ini membuat para pengguna smartphone bisa memotret objek dari jarak yang sangat dekat untuk mendapatkan detail yang tinggi dengan ketajaman yang tetap terjaga.
Sayangnya, pengguna smartphone masih jarang memanfaatkan fitur ini. Tertarik untuk menciptakan foto-foto makro hanya bermodalkan kamera smartphone? Berikut tips yang bisa dijadikan panduan agar hasil foto-foto makro Anda lebih maksimal dan layak untuk diapresiasi.
Langkah pertama, aktifkan terlebih dahulu fitur modus “Makro” dan “HDR” pada kamera smartphone. Sebenarnya hanya bermodalkan fitur tersebut, kita sudah bisa mendapatkan foto-foto makro dengan kualitas yang cukup baik. Namun untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal, Anda bisa menambahkan aksesori berupa lensa makro khusus untuk ponsel.
Penambahan lensa makro ini akan sangat membantu saat melakukan pemotretan objek dari jarak dekat dengan kualitas gambar yang tajam, detail, dan ukurannya sesuai dengan objek aslinya. Lensa yang harganya sangat terjangkau ini bisa dipasang dengan mudah, yakni dengan cara dijepitkan di bodi ponsel.
Selain itu, saat memotret makro juga sangat disarankan meningkatkan kecerahan layar ponsel karena opsi itu akan mempermudah melihat area fokus pada foto. Penggunaan fitur “Makro” juga memungkin Anda untuk mengatur aperture (F), kecepatan (S) dan ISO sesuai dengan keperluan. Pada fotografi makro kita cenderung menggunakan aperture dengan angka tinggi (F/12-F/22) untuk mendapatkan gambar dengan detail merata dan tajam.
Jika objek yang difoto bergerak aktif misalnya serangga, kecepatan (S) bisa diatur di angka 1/500-1/1000. Sedangkan untuk mengeksekusi serangga yang sedang terbang, pengaturan kecepatan (S) bisa lebih tinggi dari itu atau disesuaikan dengan karakter/prilaku terbang serangga tersebut. Sedangkan pengaturan ISO mengikuti F dan S sehingga foto yang dihasilkan tidak under exposure (terlalu gelap) maupun over exposure (terlalu terang).
Setelah peralatan siap, jangan buru-buru melakukan pemotretan. Terlebih dahulu, perhatikan arah cahaya. Cahaya yang berlawanan dengan kamera atau backlight, bisa menghasilkan foto yang lebih indah dan berdimensi. Namun, lensa kamera tidak boleh dihadapkan langsung ke matahari, karena hal itu akan menghasilkan foto siluet.
Ingat, saat menggunakan fitur “Makro”, jangan melakukan zooming atau perbesaran dari kamera ponsel karena kualitas foto yang dihasilkan tidak akan maksimal. Jika Anda melakukan zoom, maka objek tersebut sudah tidak pada ukuran yang sebenarnya. Solusinya, dekatkan kamera sedekat mungkin dengan objek yang dipotret dengan fokus tetap terjaga. Apabila jarak kamera dengan objek terlalu dekat, maka otomatis lensa kamera tidak akan mau fokus.
Sama halnya dengan memotret menggunakan DSLR/mirrorles, kejelian memilih sudut atau angle pemotretan dan pemahaman tentang komposisi yang baik bersifat wajib dalam memotret menggunakan kamera smartphone. Maka dari itu, pahamilah seni atau segi artistik dalam fotografi agar Anda dapat menghasilkan foto yang layak untuk dipamerkan.
Tentunya, tidak ada yang baku dalam hal ini karena setiap fotografer memiliki imajinasi dan kreativitas tersendiri dalam berfotografi. Dengan banyak berlatih dan rajin membuka referensi dari fotografer-fotografer yang reputasinya sudah diakui di jagat fotografi, niscaya foto-foto yang Anda hasilkan akan makin meningkat kualitasnya. (Sumatika/balipost)