Pemilahan sampah upakara pascapuncak karya agung pangurip gumi di Pura Luhur Batukau. (BP/Istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – Kepala Dinas Lingkungan Hidup Tabanan I Made Subagia mengatakan, karya agung pangurip gumi justru menjadi sarana edukasi bagi masyarakat dalam hal pengelolaan sampah.

‘’Karena terkait sampah upakara sudah diberikan edukasi dan contoh riil di Pura Luhur Batukau. Bagaimana sampah upakara yang dihasilkan langsung dipilah di tempat. Sampah plastik dan upakara dipisah. Begitu juga surudan juga dikumpulkan. Kalau bisa dikonsumsi atau diberikan pada ternak. Sampah upakara dijadikan kompos juga. Jadi, hampir tidak ada sampah yang dibawa ke TPA,’’ terangnya, Jumat (21/2).

Baca juga:  Hari Anak Perempuan Internasional, Berikut Sejarah dan Temanya di 2024

Saat puncak karya, Kamis (20/2), DLH Tabanan bersama komunitas lingkungan melakukan pemilahan sampah plastik. Sampah plastik sebanyak sepuluh karung berhasil dicacah dengan mesin sehingga mampu berkurang hanya jadi satu karung.

“Andaikan masyarakat Tabanan bisa mengikuti langkah kita, kekhawatiran terkait persoalan sampah pasti bisa teratasi,’’ pungkasnya. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN