Dua orang anak tengah melakukan permainan stakeboard di Banjar Kutuh, Desa Sayan, Kecamatan Ubud, Jumat (21/2). (BP/nik)

GIANYAR, BALIPOST.com – Arena skateboard yang berlokasi Banjar Kutuh, Desa Sayan, Kecamatan Ubud, boleh digunakan oleh siapa saja. Namun, pemakainya harus membayar dengan 10 botol plastik. Ini dilakukan sebagai upaya menanggulangi keberadaan sampah, terutama botol plastik.

Awalnya areal itu digunakan untuk membidik wisatawan yang berminat pada olahraga skateboard, sekaligus mengembangkan sport tourism dan edukasi lingkungan. Makanya yang sering bermain adalah warga asing, sedangkan warga lokal hanya beberapa.

Baca juga:  Dana-Swadi Berkomitmen Perbanyak Kompetisi Sepak Bola dan Tingkatkan Sarana Prasarana Stadion

“Warga lokal cukup dengan membayar menggunakan botol plastik setiap akhir pekan. Karena yang mendominasi adalah anak-anak sekolah dan pemuda,” kata pemilik arena sketeboard, Daniela Budi, Jumat (21/2).

Langkah itu dilakukannya guna menyadarkan masyarakat agar memanfaatkan sampah plastik. Khususnya botol plastik bisa diolah menjadi barang yang lebih berguna. Pihaknya juga sering bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk digabungkan ke Bank Sampah.

Baca juga:  Maha Semaya Warga Pande Dukung Kepemimpinan Gubernur Koster

Budi menawarkan tempat bermain sekaligus menggelar kompetisi secara rutin untuk menjaring bibit pemain skateboard lokal. Ia mengharapkan mereka bisa diorbitkan sampai ke tingkat nasional dan internasional.

Menurut instruktur skateboard, Sesar, yang tidak menggunakan sampah plastik dikenakan biaya Rp 35 ribu. ”Itu sepuasnya, kami tidak kenakan per jam. Khusus untuk orang lokal setiap hari Minggu kami gratiskan,” jelasnya. (Manik Astajaya/balipost)

BAGIKAN