Kain songket menggunakan benang sutra dan pewarna alami dipasarkan di stand PKB 2019. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Selama ini, perajin tekstil Bali masih tergantung dengan benang impor. Akibatnya perajin kerap dipermainkan dalam hal harga.

Untuk itu, Pemprov Bali akan mengembangkan kawasan penghasil kapas. Hal ini bertujuan memenuhi kebutuhan perajin tekstil yang selama ini sangat tergantung dari bahan baku berupa benang impor.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali I Wayan Jarta, Minggu (23/2), mengatakan langkah antisipasi untuk mengatasi ini sudah dilakukan. Caranya dengan adanya MoU dengan pabrik benang di Jawa Tengah.

Baca juga:  Dugaan Penculikan Anak, WN Amerika Diamankan di Polresta Denpasar

Meski demikian langkah jangka panjang tentu tetap harus diambil yaitu Bali harus mandiri dalam menyediakan bahan baku untuk perajin tekstil. Meski diakui tidak semua kebutuhan akan dipenuhi, tetapi paling tidak bahan pokoknya yaitu kapas didapatkan dari Bali.

Menurut Jarta, pihaknya bersama dinas terkait yaitu Dinas Pertanian Bali sedang melakukan identifikasi daerah-daerah yang cocok dalam hal pengembangan kapas. Serta menentukan teknologi apa yang tepat untuk diterapkan. “Apakah membentuk pabrik pemintalan benang atau teknologi berbasis masyarakat,” sebutnya.

Baca juga:  Bangunan TIC yang Telan Dana Rp 610 Juta Belum Dioperasikan, Ini Alasannya

Daerah yang berpotensi dalam pengembangan kapas adalah Buleleng timur dan barat. Juga daerah Kubu hingga Tianyar, Karangasem. (Wira Sanjiwani/balipost)

BAGIKAN