Sedimentasi saluran irigasi di Deaa Lokapaksa. (BP/dok)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Irigasi untuk mengairi sawah di Kecamatan Seririt dan Gerokgak tersumbat sejak belasan tahun silam. Irigasi itu tersumbat karena terjadi karena sedimentasi.

Irigasi ini dibangun tahun 1980 dengan panjang sekitar 4 kilometer untuk mengairi sawah di 4 subak di Desa Banjar Asem meliputi Subak Pangkung Kunyit, Subak Tegallenga, Subak Buluh dan Subak Lebah.

Selain itu, sawah di Kecamatan Gerokgak meliputi subak Tinga-Tinga, dan subak di Desa Patas juga ditopang oleh irigasi yang dikenal dengan nama BSA-5 ini. Sejak dibangun, saluran ini dangkal sehingga aliran airnya tidak maksimal.

Baca juga:  Dari Ular Piton Masuk Rumah Warga hingga Jasad Bayi Tanpa Tangan

Menyikapi kondisi tersebut, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana bersama Plt. Kepala Dinas PUPR I Putu Adipta Ekaputra meninjau irigasi tersebut belum lama ini. Bupati mengatakan, BWS Bali- Penida sudah sempat memberikan bantuan untuk pengerukan sedimentasi.

Dana sebesar Rp 40 juta rupiah itu dikelola swadaya oleh warga setempat, namun tak mampu menyelesaikan persoalan. Endapan lumpur mengeras hingga sepenjang hampir 4 kilometer.

Melihat endapan masih cukup tebal, tahun ini secara pribadi Bupati memberikan bantuan alat berat untuk dimanfaatkan mengeruk saluran air tersebut. Dibutuhkan waktu sekitar 3 bulan untuk menuntaskan persoalan sumbatan air.

Baca juga:  Berlangsung Dua Hari, Polisi Ungkap Kronologi Lima Lelaki Setubuhi Anak di Bawah Umur

Permukaan irigasi yang dangkal paling parah terjadi pada terowongan. Sedimennya sekitar 1 meter lebih.
Klian Subak Pangkung Kunyit Desa Banjar Asem Made Darmawan mengatakan segala upaya telah dilakukan agar irigasi bisa dimanfaatkan.

Pihaknya pun berharap ada bantuan dari pemerintah dalam hal normalisasi. ‘’Kalau irigasi ini bisa mengalir normal, 400 hektar subak yang terselamatkan,’’ jelasnya. (Mudiarta/balipost)

BAGIKAN