DENPASAR, BALIPOST.com – Masyarakat Bali diminta tidak menabung. Melainkan menggunakan uangnya untuk konsumtif atau investasi.
Suku bunga acuan turun lagi menjadi 4,75 persen. Dengan penurunan suku bunga ini, disampaikan Deputi Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan 2 dan Perizinan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara Yan Jimmy Hendrik Simarmata, penyaluran kredit di Bali ditargetkan tumbuh 11 persen plus minus 1 persen pada 2020.
Sebab, masyarakat diharapkan mengeluarkan uangnya untuk konsumtif atau investasi. ‘’Karena kan bunganya rendah sehingga dia akan mengambil pinjaman untuk investasi atau modal kerja,’’ ujarnya.
Ia menyebut untuk menurunkan suku bunga kredit, perbankan juga harus menurunkan suku bunga simpanan.
Mengingat penurunan suku bunga acuan ini dilakukan, penyesuaian suku bunga oleh bank umum di Bali diperkirakan akan dilakukan pada akhir Maret sampai April.
‘’Paling cepat penyesuaiannya sebulanan karena harus memperhitungkan jatuh tempo deposito-depositonya. Tentunya akan langsung disesuaikan ketika suku bunga penjaminan LPS juga turun, dia pasti akan menyesuaikan karena jika di atas suku bunga penjaminan LPS, dana kita tidak dijamin oleh LPS,’’ jelasnya.
Sedangkan penyesuaian suku bunga oleh BPR diperkirakan akan lebih lama lagi karena sumber dananya mahal. ‘’Suku bunga kredit BPR lebih mahal karena suku bunga penjaminan LPS-nya masih tinggi yaitu 8,25 persen,’’ ujarnya.
Jimmy menjelaskan, suku bunga masing-masing bank akan berbeda nantinya berdasarkan perhitungan asset liability management dan margin yang ingin didapat. Namun dengan suku bunga acuan 4,75 persen, diperkirakan suku bunga di masing-masing bank menjadi 12 – 13 persen per tahun. (Citta Maya/balipost)