GIANYAR, BALIPOST.com – Menyambut hari raya pengrupukan pada Maret 2020 mendatang, STT Eka Kencana, Banjar Kelingking, Desa Lodtunduh, Ubud membuat ogoh-ogoh berbahan ramah lingkungan. Seluruh bahan ogoh-ogoh bertema “Sang Hyang Lelakut” ini menggunakan bahan somi (jerami) yang diperoleh dari lingkungan sekitar.

Tidak hanya ogoh-ogoh, sejumah atribut penunjang seperti tedung, kober dan tompak juga dibuat khusus berbahan somi. Ketua STT Eka Kencana, I Made Suarjana alias Tegang ditemui Senin (24/2) menuturkan, dipililhnya ogoh-ogoh berbahan somi ini, karena mempertimbangkan bahan yang ramah lingkungan.

Baca juga:  Malam Pengerupukan, Sejumlah Desa Nihil Ogoh-ogoh

Dikatakan hal ini juga sejalan dengan aksi penyelamatan lingkungan dengan tidak menggunakan bahan berbahaya seperti stayrofoam. “Melalui pembuatan ogoh-ogoh ini, kami sebagai kaum milenial ingin ikut menjaga lingkungan, dengan menggunakan bahan ramah lingkungan seperti somi, bahan ini juga mudah dicari di lingkungan sekitar desa kami,” katanya.

Dalam mengumpulkan bahan somi, ia bersama 104 anggota STT Eka Kencana ini tidak perlu jauh-jauh. Semua bahan itu bisa diperoleh dari sawah yang usai panen di seputaran Desa Lodtunduh.

Pengumpulan bahan somi ini bahkan sudah dimulai sejak beberapa minggu lalu. “Sekitar sini banyak somi bisa kami temukan, tentunya kita keliling dulu bersama, untuk mendata dimana ada yang panen padi, kalau sudah ada, kami langsung minta izin ke pemilik, agar dibolehkan sominya diminta untuk bahan ogoh-ogoh, jadi kami tidak perlu beli,” katanya.

Baca juga:  Nyepi 2024, Desa Adat Buleleng Tiadakan Parade Ogoh-ogoh

Diakui sampai saat ini pihaknya sudah mengumpulkan tumpukan somi sekitar 3 mobil pick up. Usai dikumpulkan somi itu pun dipilah, hanya diambil yang dalam kondisi utuh, sementara yang dinilai rusak tidak dipergunakan. “Kemungkinan kami akan butuh somi lagi satu pick up untuk merampungkan ogoh-ogoh ini,” katanya.

Suarjana pun mengakui pembuatan ogoh-ogoh dengan bahan somi ini lebih irit biaya. Ketimbang ia membeli bahan styrofoam dan bahan lainnya yang menghabiskan jutaan rupiah.

Baca juga:  Bulan Bahasa Bali Sebulan, Dimulai Awal Februari

Sementara Arsitek ogoh-ogoh, I Wayan Agus Eri Putra mengatakan ini memang pertama kali STT Eka Kencana membuat ogoh-ogoh berbahan ramah lingkungan. Bahkan pembuatan ogoh-ogoh berbahan somi ini awalnya memang spontanitas, keinginan untuk membuat karya yang ramah lingkungan, namun tetap menonjolkan nilai estetika. (Manik Astajaya/balipost)

BAGIKAN