Ketua DPD PDI-P Bali Wayan Koster. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – PDI Perjuangan Bali dan kabupaten/kota telah sukses menyelenggarakan Festival Kuliner Bali 2020. Festival serangkaian HUT Ke-47 PDI-P yang digagas Ketua DPD PDI-P Bali Wayan Koster ini bahkan dinilai sangat cerdas, terutama dalam memperkuat ketahanan pangan daerah. Selain itu, berpihak pada potensi kearifan lokal Bali serta membangkitkan kecintaan dan kebanggaan masyarakat pada pangan di daerahnya masing-masing.

“Kita mempunyai banyak sekali kuliner lokal yang sekarang ini perlu diperkenalkan, yang nanti bisa dinikmati oleh orang lain,” kata Kelompok Ahli Pembangunan Pemprov Bali Prof. Dr. Ir. I Wayan Supartha, M.S., Senin (24/2).

Baca juga:  Mencermati Tingginya Bunuh Diri di Bali

Menurutnya, kuliner merupakan salah satu bentuk peradaban dan salah satu bentuk budaya dari suatu daerah atau bahkan entitas budaya lokal. Kuliner Bali tidak hanya mempunyai nilai gizi, juga memiliki fungsi pangan fungsional. Yakni pangan yang mengandung serat tinggi, antikolesterol, kaya antioksidan dan antidiabetes.

Artinya, kuliner Bali tidak hanya sebatas untuk mengenyangkan perut dan mengandung gizi, juga baik untuk kesehatan. ‘’Festival ini adalah sebuah langkah cerdas yang patut kita apresiasi dan dukung. Kalau tidak ada pemimpin menyulut inisiasi ini, barangkali ini dipandang sebagai sesuatu yang biasa,” papar Akademisi Universitas Udayana itu.

Baca juga:  Kapolri Kukuhkan Bankamda dan Forum Sipanduberadat, Selesaikan Masalah Gunakan Kearifan Lokal

Supartha menambahkan, Festival Kuliner Bali sekaligus memperkenalkan bentuk olahan pangan yang nanti bisa digunakan untuk mendiversifikasi pangan, utamanya dalam rangka memperkuat ketahanan pangan daerah. Sebab, banyak sekali bahan pangan yang sesungguhnya potensial dan fungsional justru tidak terangkat.

Festival ini juga diyakini dapat melahirkan banyak pemikiran cerdas dalam pemanfaatan sumber-sumber pangan lokal. Kemudian menjadi ajang kreativitas untuk menciptakan olahan pangan yang sehat dan tidak hanya terpaku pada satu sumber, seperti beras.
“Dimensi berikutnya, festival ini ajang pesta dan bisa menjadi salah satu bentuk atraksi wisata. Ini akan bisa mengundang banyak sekali pencinta kuliner baik lokal, nasional maupun internasional,” tambahnya.

Baca juga:  Kasus Perampokan, Dua WNA Divonis Berbeda

Ia melanjutkan, festival ini akan menumbuhkan pula budaya-budaya baru. Sebagai contoh, kemasan pangan tertentu hingga merembet pada industri kerajinan rakyat dan ruang bisnis baru di bidang kuliner. Begitu juga start-up yang memasarkan bisnisnya secara online. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN