Peternak menyemprot kandang babi. (BP/dok)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Wabah babi mati mendadak di Karangasem meluas. Jika sebelumnya belasan babi mati di Bubgug Samuh, kali ini korbannya adalah ternak di Banjar Dinas Ujung Tengah, Desa Tumbu, Kelurahan Karangasem.

Atas kondisi itu, peternak berharap adanya bantuan pemerintah daerah agar mereka bisa kembali beternak babi. Peternak I Wayan Semadi, Selasa (25/2) mengatakan, kalau jumlah babi miliknya mati sebanyak 17 ekor.

Yakni, tiga induk dan 14 anak babi. Kata dia, sebelum babi miliknya mati, babi mengalami sakit, tidak mau makan, dan kulitnya bintik-bintik merah. “Babi mati dua hari lalu. Bangkai babi sudah dikubur,” ucapnya.

Baca juga:  Aplikasi Pertanian Organik Lebih Efisien

Semadi menambahkan, pascamatinya belasan babi miliknya, ia hanya memiliki satu ekor babi yang masih hidup. Itupun, dalam kondisi sudah sakit. Tubuhnya merah dan tak mau makan.

“Babi sama sekali tak mau makan. Babi tak mau makan sejak dua harian. Saya harap, babi tidak mati. Babi sudah sempat disuntik. Kandang juga sudah disemprot disinfektan oleh Dinas Pertanian Karangasem.Karena hanya ini harapan saya,” katanya.

Baca juga:  Bali Catat Tambahan Pasien Sembuh Lebih dari 2 Kali Lipat Kasus COVID-19 Baru

Petani lain, I Ketut Oka menjelaskan, sekarang ini dirinya memelihara 24 ekor babi. Dari jumlah itu, satu ekor babi induk sakit.

Tubuh babi panas dan kemerah-merahan. “Babi sakit sejak tiga hari lalu. Babi tidak mau makan. Kini babi tengah hamil 3 bulan. Tapi, babi sudah sempat disuntik. Semoga saja tidak mati,” katanya. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN