Ilustrasi pengemis. (BP/Tomik)

Kasus warga negara asing (WNA) yang menggelandang di emperan toko di Kuta belum lama ini mengingatkan kembali netizen tentang pariwisata Bali dijual murah. Netizen yang menyampaikan pandangannya di akun Facebook @balipost pada intinya prihatin atas kondisi ini. Apalagi persoalan sejenis sudah bukan kali pertama terjadi.

Bali memiliki keunikan di mata wisatawan. Daya tarik alam, seni dan budayanya sungguh luar biasa. Bosan dengan itu semua, tersedia pula beragam tempat hiburan. Semua tersedia untuk menyenangkan wisatawan.

Bali semakin menarik karena ongkos berlibur di sini tergolong sangat murah, apalagi bagi wisatawan asal negara maju. Celah berwisata ke Bali juga kian terbuka ketika orientasi pemerintah condong pada kuantitas, misalnya dengan dikeluarkannya kebijakan bebas visa untuk banyak negara. Ke depan, perlu adanya reorientasi kebijakan bidang pariwisata.

Baca juga:  Puluhan Siswa Ikuti Kemah Budaya

Mass tourism sebaiknya tidak jadi acuan. Stakeholders diharapkan segera berbenah guna mewujudkan quality tourism atau pariwisata berkualitas.

Bukan karena alergi dengan wisatawan dengan strata ekonomi bawah, melainkan dalam rangka menjamin keberlangsungan sektor pariwisata itu sendiri. Sebab, sebagai destinasi wisata internasional, Bali juga perlu memperhitungkan daya dukung lingkungan, sosial dan budayanya. Berikut komentar sejumlah netizen.

N Widana

Beg traveler! Nggak kenapa, bukan pemasukan yang diutamakan, yang terpenting jumlah kunjungannya. Biar yang pada berdatangan gembel, asal rame yaa hore.

Baca juga:  Libur Lebaran, Penglipuran Diserbu Wisdom

Hendra Sucipta

Sejelek-jeleknya orang Indonesia yang ke luar negeri tidak ada yang seperti ini sampai menggelandang di negara orang. Semoga semakin membuka wawasan kita.

Ida Bagus Putra Adnyana

Kalau enggak sampah yang dikirim dari luar negeri, ya… wisatawan sekelas begini yang datang ke Bali. Jual obral sajalah pariwisata Bali ini bro.

Wayan Kerta

Bule merusak citra Bali, merusak citra pariwisata Bali. Kalau sudah habis uangnya, mulai bertingkah. Dideportasi saja tamu semacam ini. Masih banyak wisatawan yang berkualitas datang ke Bali.

Baca juga:  Nomadic Tourism Solusi Sementara untuk Selamanya

Made Moi Moi

Bukan ditegurlah pak. Ajak dia ke Imigrasi supaya dipulangkan ke negara asalnya. Bali bukan tempat penampungan.

Surya Dharma

Tidak akan berani memberikan sanksi. Bisa goyah pariwisata Bali nanti. Tidak ada devisa lagi yang masuk. Tidak akan ada pembangunan nanti.

Nyoman Suastika

Dampak bebas visa.

Made Sedanayasa

Efek pariwisata kelewat batas.

Mahaputra Wijaya

Yang penting total kunjungan.

Van Wahyu

Bule begini saja yang ke Bali.

Ajiknya Dayu Divya

Backpacker mah bebas.

KetutSukarta

Banyak yang kayak begini di Bali. *

BAGIKAN