NEGARA, BALIPOST.com – Seperti biasanya, perayaan Nyepi di Kabupaten Jembrana bulan depan dipastikan diwarnai parade ogoh-ogoh. Simbol bhuta kala ini akan diarak mulai dari kabupaten hingga lingkup desa. Sama dengan tahun lalu, pada 2020 ini ada hajatan demokrasi yakni Pilkada Jembrana.
Terkait hal itu, PHDI Jembrana dan Majelis Adat mengimbau agar momen yang melibatkan massa itu tidak “berbau” politik. Hal tersebut terungkap saat rapat koordinasi PHDI bersama instansi terkait dari Pemkab Jembrana, Kepolisian (Satuan Intel), Kementerian Agama, Majelis Adat dan tokoh masyarakat di Aula Kantor Kemenag Kabupaten Jembrana, Rabu (26/2).
Ketua PHDI Jembrana I Komang Arsana mengatakan, hari raya Nyepi tahun ini hampir sama dengan tahun lalu, yakni berbarengan dengan tahapan hajatan politik. Oleh sebab itu, ogoh-ogoh yang diarak diharapkan tidak berbau politik. “Tidak ada simbol-simbol politik atau kandidat. Tahun lalu berjalan kondusif, kami harapkan tahun ini juga seperti itu,” ujarnya.
Majelis Madya Desa Adat Kabupaten Jembrana I Nengah Subagia ditemui terpisah memberikan imbauan serupa. Sejatinya dalam Nyepi ada empat bagian yang penting yakni melasti, pecaruan (tawur), sipeng dan dharma santi. Ogoh-ogoh bukan bagian dari upacara agama, tetapi lebih kepada kreasi anak muda. Ogoh-ogoh sebagai simbol-simbol bhuta. (Surya Dharma/balipost)