Petugas Dinas Pertanian Karangasem menyemprotkan desinfektan di kandang milik peternak untuk mencegah bertambahnya kematian babi. (BP/nan)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Pemkab Karangasem melalui Dinas Pertanian (Distan) mendata jumlah babi yang mati di wilayahnya. Hasilnya, sampai Rabu (26/2), babi milik peternak yang mati mendadak di sejumlah desa di Bumi Lahar sekitar 180 ekor.

Hal itu dikatakan Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Distan Karangasem I Made Ari Susanta. Menurutnya, populasi babi di Karangasem mencapai 103.456 ekor. “Jumlah babi yang mati itu tersebar di sejumlah wilayah,” jelasnya.

Baca juga:  Tak Berizin dan Langgar Kesucian, Sejumlah Patung di Kawasan Pura Telaga Mas Besakih "Dipralina"

Babi yang mati di Desa Manggis tercatat 35 ekor, Desa Besakih 4 ekor, Desa Ababi 59 ekor, Desa Amerta Buana 9 ekor, Desa Tenganan 12 ekor, Desa Tumbu 17 ekor, Desa Pertima 38 ekor dan Desa Bugbug 6 ekor.

Menurutnya, untuk pengadaan desinfektan di Dinas Pertanian Karangasem, anggarannya minim. Untuk bidang peternakan dan kesehatan hewan hanya Rp 32 juta yang dibagi tiga seksi. Khusus seksi kesehatan hewan cuma memiliki anggaran Rp 8,3 juta.

Baca juga:  Kencan Pertama? Ini Perkiraan Pengeluaran Sesuai Lokasi Kencan

“Kami sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali untuk mendapatkan alokasi desinfektan buat pelayanan penanganan kasus secara langsung,” jelas Ari Susanta. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN