DENPASAR, BALIPOST.com – Rangkaian Galungan dan Kuningan yang dirayakan umat Hindu merupakan bagian dari proses Tapa. Sehingga, setiap bagian dari rangkaian hari Raya Galungan dan Kuningan adalah tahapan, yang selain dirayakan secara ritual, juga dimaknai secara spiritual.

Sepuluh hari setelah hari Raya Galungan, umat Hindu merayakan Hari raya Kuningan, jatuh pada Sabtu, Saniscara Kliwon wuku Kuningan. Pada hari ini melakukan pemujaan kepada Dewa, Pitara memohon keselamatan, dirgayusa, perlindungan dan tuntunan lahir bathin. “Dalam lontar Sunarigama, saat Kuningan kita harus bisa mengheningkan diri, karena perayaan hari raya di bali itu merupakan bagian dari tapa brata untuk mencapai Samadhi, jadi perayaan Kuningan kita tetap dihajarkan untuk hening dalam rangka melaksanakan dharma itu sendiri,” ungkap Jro I Made Adi surya Pradnya tokoh intelektual muda yang juga dosen IHDN Denpasar ini.

Baca juga:  Digelar 5 Tahun Sekali, Ritual Ngerebeg Desa Adat Kubutambahan

Ditambahkannya, dengan pikiran dan perasaan hati yang hening, maka dharma akan dapat terus dipertahankan. “Beberapa perlengkapan Kuningan yang khas diantaranya tamiang yang bermakna tameng atau perlindungan. Dengan Eling dan Hening, kita harap adanya perlindungan dengan Dharma itu sendiri,” jelasnya.

Dengan berpegang teguh dengan dharma, apapun yang dipikirkan, swadharma yang dilakukan akan tercapai dengan baik. Selain tamiang, juga ada perlengkapan kolem sebagai symbol tempat peristirahatan Ida Hyang widhi, para dewa dan leluhur serta Endongan sebagai symbol persembahan kepada yang Widhi. “Apa yang lebih dulu dipentingkan Dharma, Artha, Kama atau Moksa? Sesuai kitab yang kita dahulukan adalah Dharma, sehingga apapun yang kita lakukan, apapun yang kita pikirkan, apapun yang kita perbuat akan mendapat anugerah serta hasil yang lebih baik.”

Baca juga:  Sepekan Terakhir, Serbuan Sampah Kiriman ke Pantai Kuta Makin Banyak

Sebagai tokoh intelektual muda Hindu, ia juga mengajak generasi muda mulai melaksanakan Dharma dari saat ini sampai ketemu hari raya sebagai tapa berikutnya. “Jangan takut melakukan apapun, jangan takut berkreativitas dan berinovasi, dengan kita berdasarkan Dharma, hasilnya menjadi luar biasa,” tegasnya. (Mondris/Ekayana/Bali TV)

BAGIKAN