MANGUPURA, BALIPOST.com – Kawasan Kedonganan yang terkenal dengan wisata kuliner, sangat merasakan dampak penutupan penerbangan dari dan ke Tiongkok. Pasalnya, aktivitas di pantai yang biasanya ramai pengunjung kini sangat sepi.
Menurut keterangan Bendesa Adat Kedonganan, Dr. Wayan Mertha SE, M.Si, jumlah kunjungan anjlok sebanyak 70 persen. Diakuinya kawasan Kedonganan, persentasi pasar Tiongkoknya sangat banyak.
Bahkan, kata Mertha, dampak dari turunnya kunjungan, manajemen cafe makanan yang ada di kawasan Kedonganan mulai mengurangi jam kerja karyawannya. Jadi yang sebelumnya jam kerja seminggu enam kali, sekarang diatur menjadi tiga kali seminggu. “Hampir semua rata seperti itu. Ini sangat dirasakan,” bebernya saat dikonfirmasi, Jumat (28/2).
Dikatakan Mertha, para pengelola cafe makanan di Kedonganan mulai berpfikir, seperti apa nasib kedepannya. Karena, sampai saat ini belum ada kepastian dibukanya penerbangan ke dan dari Tiongkok ini. “Bukan karena produknya tidak laku, namun orangnya tidak ada,” akunya.
Untuk di wilayah Bali, menurut Mertha yang juga Akademisi di Politeknik Pariwisata Bali, memang sangat terdampak dengan adanya penutupan penerbangan ini. Pihaknya berharap agar pemerintah mulai cepat untuk meninjau kembali kebijakan pariwisata. Jangan hanya terfokus pada pasar Tiongkok. (Yudi Karnaedi/balipost)