Umat Hindu yang bersembahyang di Pura Sakenan diminta tak membawa kresek. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Keberadaan sampah plastik mulai menjadi perhatian semua pihak. Bahkan, pada saat pujawali di Pura Sakenan, Serangan, Sabtu (29/2), pemedek yang tangkil ke pura ini juga diminta tidak menggunakan kresek (tas plastik) untuk membungkus banten.

Panglingsir Puri Kesiman yang juga Pangempon Pura, A.A. Ngurah Gede Kusuma Wardana berharap masyarakat yang hendak bersembahyang ke Pura Sakenan turut menjaga bersama kebersihan areal pura. Khususnya sampah plastik yang menjadi atensi bersama. “Pengurangan penggunaan plastik sudah menjadi komitmen kami selaku prawartaka dan pengempon sejak beberapa tahun lalu, dan tahun ini juga kami terapkan hal yang serupa bagi masyarakat yang hendak tangkil nunas tirta dapat menggunakan sangku, toples, atau bumbung pakuluh sebagai sarana nunas tirta,” jelasnya.

Baca juga:  Gubernur Koster Tegaskan Pencabutan BVK Tak Pengaruhi Jumlah Wisman

Hal ini juga untuk mendukung dan mensukseskan program Pemerintah Kota Denpasar dan Bali dalam mengurangi penggunaan plastik.

Hal senada disampaikan Lurah Serangan, I Wayan Karma. Dikatakan, sampah adalah tanggung jawab bersama.

Sudah seyogyanya semua pihak membantu pemerintah dalam menyelesaikan masalah sampah utamanya sampah plastik. “Kami mengimbau kepada masyarakat yang hendak pedek tangkil ke Pura Sakenan, bawalah tas ramah lingkungan dan jangan sesekali menggunakan plastik,” tegasnya. (Asmara Putera/balipost)

Baca juga:  Meski "Ngubeng," Tak Ada Larangan Umat Tangkil ke Pura Uluwatu
BAGIKAN