GIANYAR, BALIPOST.com – Pengelola hotel dan restoran di Kabupaten Gianyar kini khawatir terkait dampak dari virus Corona di Tiongkok. Pasalnya bila penyebaran virus ini tidak mereda, dipastikan akan memberi dampak terhadap keinginan wisatawan untuk berlibur.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restorant Indonesia (PHRI) Gianyar, Pande Mahayana Adityawarman dikonfirmasi Jumat (28/2) menjelaskan sampai saat ini kunjungan dan okupansi wisatawan masih tergolong bagus. Khususnya untuk wisatawan Eropa, Australia dan India. “Kita di Gianyar mayoritas kunjungan dari wisatawan Eropa, Australia dan India,” katanya.
Meski demikian pria yang akrab disapa Adit Pande ini mengaku bila tidak ada informasi membaik terkait virus corona dalam 1 sampai 2 bulan ke depan. Tidak menutup kemungkinan okupansi pariwisata di Kabupaten Gianyar akan menerima dampak juga dari kondisi ini. “Makanya semua sekarang harap-harap cemas,” ujarnya.
Adit Pande mengatakan meski tidak separah SARS, tetapi virus corona sudah memberi dampak ke seluruh dunia, karena penyebarannya yang cepat. “Kalau virus corona ini terus meningkat penyebarannya, pasti orang-orang juga akan memundurkan jadwal liburannya, lebih safe untuk tinggal di rumah,” jelasnya.
Dikatakan dampak terburuk dari kondisi ini ialah terjadinya PHK dalam jumlah besar. Namun ditegaskan belum sampai ke arah itu. “Untuk PHK saya rasa belum ya, kita lihat dulu ke depan, kalau memang tidak membaik, baru bisa kita lihat kembali kemungkinan tersebut (PHK-red),” katanya.
Dikutip dari Antaranews.com, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meningkatkan kesiagaan level risiko penularan dan risiko dampak dari virus COVID-19 untuk skala global menjadi sangat tinggi atau setara dengan China menyusul kasus baru per hari virus di dunia mencapai 1.027.
Berdasarkan laporan situasi harian resmi WHO per 28 Februari 2020, total kasus COVID-19 secara global mencapai 83.652 dengan 1.358 penambahan kasus baru. Sebanyak 331 kasus baru terjadi di China sehingga totalnya menjadi 78.961 kasus dengan 2791 angka kematian (44 kematian baru).
Sedangkan kasus terkonfirmasi baru di luar China sebanyak 1.027 kasus menjadi total 4.691 kasus di 51 negara dengan total 67 kematian (10 kematian baru). (Manik Astajaya/balipost)