Umat Hindu bersembahnyang ke Pura Dasar Buana Gelgel serangkaian Mupuk Karya Agung yang digelar di sana. (BP/Istimewa)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Setelah nyejer selama satu minggu, Mupuk Karya Agung di Pura Dasar Buana Desa Gelgel, masineb pada Senin (2/3). Karya ini sekaligus mengakhiri rangkaian panjang Karya Agung Tawur Panca Wali Krama, Penyejeg Gumi lan Pedanan, Pengebek, Penegteg Jagat, Piodalan dan Mapeselang di Pura Dasar Buana, yang sudah berjalan dengan baik setahun lalu.

Upacara panyineban rencananya dilangsungkan di enam pura setempat, sekitar pukul 14.00 wita. Pangenter Acara Mupuk Karya Agung, Dewa Ketut Soma, Minggu (1/3) mengatakan upacara penyineban digelar serentak di enam pura setempat, antara lain di Pura Dasar Buana, Bale Agung, Pusering Jagat, melanting, Yasa dan Taman Suci.

Baca juga:  DPRD Klungkung Panggil Dinas Kesehatan Terkait Ini

Persembahyangannya dilakukan serentak dipandu dari Pura Dasar Buana. Upacara panyineban dipuput enam sulinggih di setiap pura itu. Antara lain di Pura Dasar Buana Ida Pedanda Gede Putra Jumpung Keniten dari Gria Jumpung Kamasan.

Di Pura Bale Agung oleh Ida Dalem Surya Darma Sogata dari Puri Klungkung. Di Pura Melanting oleh Ida Pedanda Gde Rai Pidada dari Gria Sengguan Klungkung. Di Pura Taman Suci oleh Ida Pedanda Gde Agra Kemenuh dari Gria Kemenuh. Di Pura Puseh oleh Ida Pedanda Gde Kediri Putra Keniten dari Gria Kediri Kamasan dan di Pura Yasa oleh Ida Pedanda Istri Alit Patni dari Gria Satria Kawan.

Baca juga:  Kepemimpinan Satriya Pastikan Biaya Kesehatan Masyarakat Gratis

Selama sepekan bakti pengayar, setelah Ida Batara Dasar Buana nyejer di Pura Dasar Buana, umat Hindu begitu antusias pedek tangkil melakukan persembahyangan. Begitu juga rombongan perwakilan dari setiap pemerintah daerah di Bali, juga berkesempatan hadir mendoakan alam Bali dan nusantara pada umumnya agar senantiasa dijauhkan dari segala bahaya maupun bencana alam serangkaian karya ini. “Matur suksma kepada umat Hindu yang ikut muspayang pada Puncak Mupuk Karya Agung ini, maupun umat yang terus berdatangan selama bakti penganyar ini. Harapan kami, sesungguhnya karya ini bukan sekadar untuk masyarakat Gelgel. Tetapi, lebih dari itu karya agung ini secara universal juga untuk Bali dan nusantara secara umum, agar tetap ajeg, santi dan sukerta,” kata Bendesa Adat Gelgel, Putu Gde Arimbawa.

Baca juga:  Perayaan Kuningan, Simak Sejumlah Faktanya

Respons umat yang begitu antusias. Ini terlihat gelombang kedatangan umat yang terus mengalir hingga memenuhi seluruh areal parkir yang disediakan panitia di GOR Swecapura maupun sepanjang jalan menuju Pura Dasar Buana.

Ini menandakan meningkatnya kesadaran warga untuk sujud bakti kepada leluhur, utamanya kepada Sang Hyang Widhi Wasa. Dia berharap ini menjadi proses yang semakin baik dalam mempersatukan umat dari segala perbedaan di Pura Dasar Buana Gelgel. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN