Petugas imigrasi melakukan pemeriksaan keimigrasian terhadap penumpang warga negara asing (WNA) yang baru tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Rabu (5/2/2020). (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Wabah virus Corona semakin mengkhawatirkan. Banyak negara telah terinfeksi menunjukkan dunia sudah tidak aman. Mobilitas manusia antarnegara mestinya dikurangi sementara waktu.

Ini berarti perlu dipikirkan isolasi termasuk untuk Bali yang menjadi pintu gerbang kehadiran warga dari berbagai negara untuk berwisata. Nyawa lebih penting dari pariwisata.

Penyebaran virus Corona yang dikenal dengan Covid-19, berdasarkan laporan WHO, dikutip dari www.who.int, telah merambah 59 negara. Ada sebanyak 87.137 jiwa yang terinfeksi.

Kasus terbanyak ada di Tiongkok dengan jumlah 79.968 kasus. Sementara di luar Tiongkok mencapai 7.169 kasus dengan 1.160 kasus baru.

Sementara kematian mencapai angka 2.873 orang di Tiongkok dan 104 orang di sejumlah negara. Terakhir, negara tetangga dan pemasok wistawan terbesar ke Bali, yakni Australia telah melaporkan adanya kematian akibat virus yang pertama kali muncul di Wuhan, Tiongkok ini. Ini artinya ancaman terhadap bali dari wabah Covid-19 semakin dekat.

Baca juga:  Karena Alasan Ini, Gubernur Koster Minta Kampanye KB Dua Anak Distop

Langkah penanggulangan yang paling efektif agar wabah tidak menyebar adalah melakukan pembatasan ruang gerak manusia. Dalam bahasa yang sederhana, masing-masing wilayah harus melakukan isolasi, membatasi orang yang datang maupun ke luar.

Hampir semua negara akan melakukan isolasi wilayah atau paling tidak membatasi kedatangan warga asing ke negaranya, terutama warga di mana virus Corona telah terdeteksi. Tiongkok telah melakukan upaya isolasi wilayahnya demikian juga dengan Kerajaan Arab Saudi yang mencegah warga Indonesia masuk sekalipun untuk kepentingan ibadah.

Bali memiliki risiko cukup besar menjadi pintu masuk wabah Covid-19, karena ribuan warga dari berbagai negara masuk untuk kepentingan berwisata. Pemerintah pusat selama ini hanya mencegah kedatangan pesawat dari Tiongkok, sementara dari negara lainnya masih tetap seperti biasa.

Baca juga:  SWAP Minta Polisi Segera Tindaklanjuti Kasus Pedofilia Libatkan Penekun Spiritual

Justru kini ada kebijakan untuk terus membuka diri bagi kedatangan wisatawan asing. Dengan mengatakan bahwa Indonesia khususnya Bali belum terinfeksi virus Corona, maka sangat aman untuk datang berwisata. Ini berarti mengundang kehadiran sebanyak-banyaknya orang asing.

Padahal, kehadiran orang asing dari negara yang telah terinfeksi akan sangat berbahaya bagi masyarakat lokal. Sangat mungkin wisatawan asing yang datang membawa virus masuk ke Bali.

Selama ini Bali memang disebutkan belum ada kasus virus Corona. Namun jika sekali saja terinfeksi, maka tingkat bahayanya akan meningkat berlipat-lipat. Ini karena sistem pengamanan dalam hal kesehatan belum dapat dikatakan baik.

Baca juga:  Keributan di Kutsel dan Densel Libatkan Warga NTT, Satu Orang Alami Luka Tusuk

Keterbatasan peralatan dan fasilitas kesehatan akan menjadikan virus Corona meluas dengan cepat. Bali harusnya memikirkan untuk melakukan isolasi diri, membatasi kehadiran orang asing.

Memang, kebijakan mengisolasi Bali akan sangat mematikan bagi ekonomi karena pariwisata akan lumpuh. Hanya saja kepentingan kesehatan yang sangat rentan dan mengancam nyawa manusia harus diatas segala-galanya.

Ekonomi yang melemah bahkan runtuh sekalipun, tetap menyimpan harapan selama manusianya sehat. Namun jika nyawa sudah tidak ada, maka itu berarti matinya pula harapan. (Nyoman Winata/balipost)

Ulasan mengenai wacana mengisolasi bagi Bali dapat dibaca di Harian Bali Post, Selasa 3 Maret 2020.

BAGIKAN