SINGARAJA, BALIPOST.com – Kematian massal babi di beberapa desa di wilayah Kabupaten Buleleng disikapi Komisi II DPRD Buleleng. Dewan di Bali Utara ini memanggil Dinas Pertanian (Distan) Buleleng, Senin (2/3).
Komisi II prihatin dengan kematian ratusan ekor babi sejak Januari 2020 itu. Terutama, dampak kematian babi yang diternakan oleh PT Anugrah Bersama Sukses (ABS) di Desa Bila, Kecamatan Kubutambahan, yang dikeluhkan warga di sekitar peternakan.
Dewan menilai perusahaan kurang tanggap menangani bangkai babi hingga menyebarkan aroma busuk yang membuat belasan kepala keluarga (KK) mengungsi ke tempat lebih aman.
Menurut Ketua Komisi II DPRD Buleleng Putu Mangku Budiasa, peternakan skala perusahaan harusnya tidak sampai kewalahan menghadapi kematian babi massal. Babi yang mati jangan dibiarkan berhari-hari, namun langsung ditangani dengan baik, sehingga tidak menimbulkan gejolak di masyarakat.
Politisi PDI-P itu mendesak instansi terkait agar memberikan peringatan keras kepada manajemen perusahaan. Ini penting agar terulang, apalagi dilakukan oleh perusahaan. Kalau teguran tidak diikuti dan masih terjadi sebaran bau busuk yang menganggu kenyamanan warga, izin yang dikantongi perusahaan agar dievaluasi.
Kabid Kesehatan Hewan Distan Buleleng Nyoman Suparma mengatakan, seluruh bangkai babi di PT ABS sudah dikubur dengan bantuan alat berat milik pemerintah. Bangkai babi dikubur dengan menambahkan kapur, sehingga dipastikan tidak kembali menebarkan bau busuk. (Mudiarta/balipost)