Ritual Ngelawa serangkaian Pengurip Gumi di Pura Luhur Batukau. (BP/eka)

TABANAN, BALIPOST.com – Ida Bhatara Pura Luhur Batukau, melakukan ritual ngelawa diiringi ribuan umat Hindu. Ritual ini mulai digelar Rabu (4/3) hingga Jumat (6/3).

Kegiatan Ngelawa ini merupakan ritual Ida Bhatara diantarkan dengan iringan berjalan kaki menelusuri sawah. Selama Ida Bhatara menelusuri sawah ini, baik di subak dan tegalan yang akan dilalui, “pengiring” diharapan ada di belakang karena Ida yang harus napak pertama kali baru diiringi pengiring.

Selain itu selama Ida Bhatara melaksanakan prosesi Ngelawa, para petani di dua desa dilarang bekerja di sawah, baik yang dilalui maupun tidak. Petani yang tidak bekerja itu berasal dari dua desa, yakni Wongaya Gede dan Tengkudak.

Baca juga:  Erupsi Gunung Agung Jangan Dianggap Bencana, Ini Buktinya

Krama bisa kembali bekerja di sawah setelah Ida napak dan kembali melinggih di Pura Luhur Batukau pada Jumat (6/3). Selain itu, masing-masing subak dan krama melaksanakan upacara penangluk merana pada Sabtu (7/3) atau setelahnya.

Prosesi ini merupakan serangkaian Karya Agung Pengurip Gumi di Pura Luhur Batukau. Umat berjalan kaki melewati beberapa tegalan, sawah serta desa-desa di sekitar pura yakni Wongaya Gede, Desa Sangketan, Penatahan dan Tengkudak.

Dari informasi panitia karya, pada hari pertama, jalannya ritual mulai dari Pura Luhur Batukau menuju Tukad Yeh Mawa, Munduk Tuka, Batukambing, dan mesandekan di Pura Puseh Bengkel. Kemudian dilanjukan ke Subak Piak, Amplas, dan mererepan di Pura Puseh Sangketan.

Baca juga:  Inflasi Tak Selalu Merugikan, Salah Satunya untuk Petani

Di hari kedua, ritual Ngelawa akan dilanjutkan dari Pura Puseh Sangketan ke Tegayang, Subak Deman, Pura Bale Agung Penatahan, dan Pura Bale Agung Tengkudak. Dan untuk hari ketiga (6/3), ritual Ngelawa dari Pura Bale Agung Tengkudak ke Pura Luhur Batukau.

Pemargi ngelawa secara sekala menggunakan referensi sungai atau Tukad Yeh Mawa yang dipercaya sebagai sumbu tengah yang membelah daerah Tabanan menjadi sisi barat dan timur. Subak Piak, Amplas, Sandan, Bongli, Sangketan dan Tegayang mewakili sisi barat.

Baca juga:  Kejaksaan Negeri Tabanan Siap Kawal Program JKN-KIS

Subak Deman, Penatahan, Tengkudak, Wongaya Gede, Batukambing, Bengkel mewakili sisi timur. Selain itu tentu secara niskala Ida Sesuhunan juga menjangkau seluruh wilayah.

Rangkaian ngelawa berkaitan erat dengan upacara nangkluk merana karenanya pada prosesi ini Ida Sesuhunan secara khusus akan melalui Taman Sari (tegalan dan sawah) dan tidak secara khusus nyujur pura tertentu. Beberapa pura dipilih dengan tujuan beristirahat, mesandekan dan menginap (marerepan). (Eka Adhiyasa/balipost)

BAGIKAN