Suasana di obyek wisata Penelokan, Kintamani. (BP/dok)

BANGLI, BALIPOST.com – Wabah COVID-19 menyebabkan kunjungan wisatawan Tiongkok sepi. Kondisi ini menyebabkan puluhan supir pariwisata di Kintamani kehilangan penghasilan.

Mereka pun, terpaksa beralih profesi. Seperti diakui salah seorang sopir pariwisata di Kintamani, Kadek Putra Aditya Warman.

Pada Rabu (4/3), ia mengungkapkan, sepinya turis Tiongkok sudah dirasakannya sejak 27 Februari. Sepinya kunjungan turis itu membuat dirinya dan puluhan sopir pariwisata lainnya memilih beralih pekerjaan menjadi petani. “Karena sekarang sama sekali tidak ada tamu China, hampir semua supir kerja ke kebun. Termasuk saya,” ujarnya.

Baca juga:  Karena Ini, Kuota Kredit UKM untuk Pertanian Sulit Diakses Subak Abian

Diungkapkannya, sebelum mewabahnya virus corona yang menyebabkan penurunan wisatawan, dalam sehari masing-masing sopir yang tergabung Batur Global Transport bisa mengantar turis hingga 2-3 mobil. Satu mobilnya ditumpangi maksimal 7 orang turis.

Para turis biasanya diantar dari Museum Gunung Api/Restoran Gran Puncak Sari ke obyek wisata yang ada di sekitar kaldera. “Turis China yang datang ke Kintamani kebanyakan pakai bus. Jarang pakai kendaraan pribadi. Karena busnya tidak bisa turun ke bawah dan medannya terjal, kami antar pakai mobil,” terangnya.

Baca juga:  Masih Tunggu Ini, Pemulangan 5.000 Wisatawan Tiongkok Belum Bisa Dipastikan Jadwalnya

Dari aktivitas mengantar turis itu, para supir bisa mendapat penghasilan hingga Rp 700 ribu dalam sehari. Sekarang dengan beralih pekerjaan menjadi petani, otomatis mereka tidak bisa mendapatkan penghasilan harian. Adapun jumlah supir yang yang tergabung Batur Global Transport sekitar 38 orang.

Pria asal Desa Batur Tengah itu mengatakan, di tengah sepinya kunjungan turis, saat ini beberapa supir hanya bisa mengandalkan wisatawan asing selain Tiongkok yang berwisata tracking ke kawasan Kaldera. Jumlahnya tidak banyak.

Baca juga:  Oktober Kunjungan Tiongkok Turun, Tapi Masih Penyumbang Wisman Terbesar

Karena sedikit, maka para supir pun menerapkan sistem giliran untuk mengantar turis. “Harapan kami mudah-mudahan wabah virus corona ini bisa secepatnya berakhir,” harapnya. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN