Sulinggih Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Lingga Puja saat ber-Dharma Wacana serangkaian Piodalan Nadi di Pura Kawitan Bhujangga Waisnawa Kerobokan, Selasa (3/3) malam. (BP/win)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Serangkaian dengan upacara Piodalan Nadi yang puncaknya dilaksanakan Rahina Buda Wage Wuku Langkir, Rabu (4/3), Krama Pura Kawitan Bhujangga Waisnawa Kerobokan menggelar kegiatan Dharma Wacana, Selasa (3/3) malam. Dharma Wacana yang diberikan oleh Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Lingga Puja dari Griya Batur Lebah, Gablogan, Desa Brengbeng, Kecamatan Selemadeg, Tababan ini mengangkat tema tentang “Yadnya dan Karma”.

Ketua Panitia Piodalan, Guru Gede Juniada, mengatakan piodalan Pura Kawitan Bujangga Waisnawa yang diempon oleh 112 KK ini rutin dilakukan setiap 6 bulan sekali. Tepatnya pada Rahina Buda Wage Wuku Langkir.

Baca juga:  Bupati Gede Dana Tinjau Pengerjaan Proyek Stadion I GKJ dan Gedung Pertemuan Disdikpora

Tujuan piodalan ini untuk mendekatkan seluruh krama penyungsung Pura Kawitan Bhujangga Waisnawa agar lebih eling kepada leluhur dan Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sanghyang Widhi Wasa). Di samping juga agar selalu mendekatkan diri kepada-Nya, sehingga tidak pernah lupa Kawitan.

Serangkaian upacara Piodalan Nadi telah dilakukan. Mulai dari upacara Mareresik (Minggu, 1 Maret 2020), Membuat bebantenan oleh Srati (Senin, 2 Maret 2020), upacara pengajuman atau medengen-dengenan (Selasa, 3 Maret 2020), dan Puncaknya piodalan sekaligus nginep (Rabu, 4 Maret 2020). “Kami berharap dengan digelarnya piodalan Nadi ini, semua pengempon pura agar bisa lebih mendekatkan diri dengan kawitan, sehingga tidak pernah lupa dengan kawitan,” ujarnya, Selasa (3/3) malam. (Adv/balipost)

Baca juga:  Lestari for Perempuan, Inisiatif BPR Lestari mendukung Kementrian PPPA
BAGIKAN