BANGLI, BALIPOST.com – Sudah sebulan lebih, puluhan siswa kelas I dan II SDN 4 Songan, Kintamani belajar secara lesehan di teras kelas. Kondisi yang memiriskan hati ini terpaksa dilakukan para siswa lantaran plafon ruangan kelas mereka jebol dan kondisinya membahayakan.
Kepala SDN 4 Songan I Ketut Baru, Minggu (8/3) mengungkapkan, pihaknya terpaksa mengadakan kegiatan belajar mengajar di teras lantaran kondisi ruangan kelas yang tidak memungkinkan untuk dipergunakan. Plafon ruangan yang selama ini dipakai sebagai ruangan kelas siswa I dan II jebol pada 22 Januari
Kerusakan terjadi akibat kondisi kayu keropos dimakan rayap. “Mulai rusaknya sudah dari tiga tahunan lalu. Awalnya rusak sedikit lama-lama semakin parah dan akhirnya jebol. Kami sudah laporkan kondisi itu ke Disdikpora,” terangnya.
Dia menyebut total ada 65 siswa yang belajar di teras sejak 22 Januari lalu. Terdiri dari 36 siswa kelas I dan 29 siswa kelas II.
Mereka belajar di teras kelas secara bergiliran. Siswa kelas I belajar dari pukul 08.00 sampai pukul 10.00 wita. Setelahnya dilanjutkan oleh siswa kelas II.
Baru mengatakan para siswanya tersebut selama ini belajar secara lesehan. Pihaknya sengaja tidak menempatkan bangku dan meja di teras karena luas teras terbatas.
“Kami tidak memanfaatkan balai banjar karena tidak begitu luas. Fasilitas buku nanti agak susah naruhnya. Dan balai banjarnya juga sering dipakai kegiatan oleh masyarakat,” ujarnya.
Kasek asal Banjar Yeh Panes, Desa Songan itu mengatakan saat awal-awal kerusakan terjadi, pihaknya sejatinya telah mengajukan permohonan perbaikan melalui input data pada aplikasi data pokok pendidikan (dapodik). Dengan sendirinya, aplikasi itu menjawab bahwa kerusakan yang dilaporkan masuk kategori ringan. “Saya awalnya pikir kalau plafonnya jebol dan membahayakan bisa masuk rusak berat, ternyata tidak seperti itu,” ujarnya.
Baru berharap pemerintah dapat memberikan perhatian dengan menurunkan tim dan mengecek kondisi sekolah yang ada di Banjar Pradi itu. Pihaknya sangat berharap pemerintah dapat segera melakukan perbaikan agar siswa tidak berlama-lama belajar di teras. Apalagi sekarang musim hujan. (Dayu Swasrina/balipost)