Logo "We Love Bali Movement." (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pemerintah Provinsi Bali bergerak cepat dalam mengantisipasi dampak wabah virus Corona. Gubernur Bali Wayan Koster mencanangkan apa yang disebut sebagai We Love Bali Movement, atau gerakan bersama mencintai Bali. Setelah diluncurkan, apa yang harusnya menjadi fokus perhatian berbagai pihak?

We Love Bali Movement, sebuah gerakan untuk menjaga nafas pariwisata bali yang menghadapi tantangan hebat pasca mewabahnya virus Corona. Inti dari gerakan yang diluncurkan 6 Maret lalu di Kantor Perwakilan BI Bali tersebut, adalah meyakinkan wisatawan tetap datang ke Bali. Berbagai program event bertaraf internasional akan digelar dalam waktu satu tahun kedepan.

Baca juga:  Bupati Tamba dan Dirjen Bimas Hindu Tinjau Lokasi Sekolah Rintisan Hindu di Manistutu

Gubernur Bali Wayan Koster saat peluncuran juga menyampaikan bahwa Bali selama ini telah dan akan terus bergerak menjadikan Bali sebagai destinasi pariwisata terbaik. Langkah-langkah tersebut diantaranya melalui pembangunan infrastruktur dan percepatan belanja ABPD. Dalam jangka pendek belanja konsumsi masyarakat menjadi penolong bagi pertumbuhan ekonomi Bali yang akan terganggu akibat lesunya pariwisata. Sementara pagelaran event bertaraf internasional dengan berbagai insentif bagi wisatawan akan menjaga angka kunjungan wisatawan ke Bali.

Gerakan bersama mencintai Bali, tentu tidak hanya bisa diharapkan dari pihak pemerintah saja. Semua pihak terutama para pengusaha pariwisata yang selama ini menikmati hasil pariwisata, memiliki kewajiban besar terlibat secara langsung menyelamatkan pariwisata Bali.

Baca juga:  Nyepi 2024, Beban Puncak Diprediksi Turun hingga 919 MW

Keterlibatan tidak hanya menjadi pelaku melainkan juga dalam hal pembiayaan langkah-langkah penyelamatan. Mengandalkan dana dari pemerintah provinsi Bali saja dalam kondisi krisis tentu tidak optimal.

Langkah selanjutnya setelah peluncuran We Love Bali Movement, adalah mewujudkan berbagai aksi nyata dari berbagai komponen. Aksi nyata strategis yang tidak hanya berkaitan langsung dengan sektor pariwisata, melainkan sektor lain yang selama ini menjadi pendukung pariwisata Bali.

Salah satu aksi nyata dapat berupa penguatan terhadap sektor pertanian dan industri kecil dan menengah Bali. Target jangka menengah dan panjang aksi nyata bersama mencintai Bali adalah terjadinya harmonisasi berbagai sektor penggerak ekonomi Bali. Artinya terjadi keseimbangan antara sektor pariwisata dengan sektor lainnya.

Baca juga:  Tetap Diproses, Pencairan Hibah Bansos di Klungkung

Belum adanya kepastian kapan krisis akan berakhir, tentunya menjadi perhatian bagi semua pihak untuk fokus melakukan aksi nyata dalam Gerakan We Love Bali. Langkah segera tanpa harus saling menunggu, akan menjadi kunci keluar dari krisis. Jangan sampai We Love Bali movement hanya berhenti sekedar wacana.  (Nyoman Winata/balipost)

Ulasan mengenai perlunya aksi nyata We Love Bali Movement dapat dibaca di Harian Bali Post, Selasa, 10 Maret 2020.

BAGIKAN