Wisatawan mancanegara diantara pedagang di Pantai Sanur, Denpasar.(BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Akibat isu virus corona yang merebak belakangan ini telah membuat kelimpungan semua pihak. Tak terkecuali, sektor pariwisata di Kota Denpasar.

Meski sampai saat ini rata-rata okupansi hotel di Denpasar masih mencapai 50 persen, pembatalan wisatawan yang berkunjung ke Denpasar terus berlanjut. “Hingga Mei mendatang, banyak tamu yang sudah cancel (batal, red),” ujar Kadis Pariwisata Denpasar MA.Dezire Mulyani, Senin (9/3).

Baca juga:  Oktober Kunjungan Tiongkok Turun, Tapi Masih Penyumbang Wisman Terbesar

Terkait langkah-langkah Dinas pariwisata Kota, Dezire menyatakan ada usulan, dari pihak hotel apabila tetap memungut pajak namun tidak menyetor ke pemda. Industri juga  berharap Bank Indonesia (BI) agar memberikan keringanan tentang pembayaran utang ke pihak perbankan. “Jadi ada usulan dunia perhotelan terkait dengan pungutan pajak dan keringanan pembayaran kredit dengan pihak perbankan, melihat situasi tren terakhir yang kian menurun, itu masukan perhotelan,” ucapnya.

Baca juga:  Berangkat dari Pelabuhan Benoa, Puluhan Wisatawan Diselamatkan dari Perairan Selat Lombok

Sedangkan, Dezire menyatakan langkah-langkah dalam mengantisipasi dengan kalender even yang menyasar wisatawan MICE. “Misalnya, target pasar pangsa domestik, baik pemerintah maupun DPRD untuk menggelar kegiatan ke Bali, terutama Denpasar,” jelasnya.

Di Mei ada event dari Kementerian Perhubungan, kemudian di Juli, Juni, Agustus sudah ada jurnal even menghadirkan even musik jazz cukup besar di Alaya.

Sementara itu Ketua Komisi II DPRD Kota Denpasar Wayan Suadi Putra, meminta dinas pariwisata untuk melakukan langkah-langkah strategis untuk mengantisipasi menurunnya tingkat kunjungan ke Denpasar. “Kami mendorong kegiatan-kegiatan kreatif dilaksanakan di Denpasar,” ucapnya.

Baca juga:  Gung Rai : Kunjungan Obama Angkat Citra Bali

Anggota dewan lainnya, Wayan Gatra meminta Dinas Pariwisata untuk menggarap wisatawan domestik. Karena wisatawan mancanegara sudah tidak memungkinkan lagi. (Asmara Putera/balipost)

BAGIKAN