DENPASAR, BALIPOST.com – Hingga saat ini kasus demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi ancaman bagi warga Denpasar. Karena itu, warga diminta tetap waspada dan melakukan antisipasi dengan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui 3M (menguras, mengubur, dan menutup) barang bekas yang dapat menampung air hujan.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar dr. Luh Putu Sri Armini, Rabu (11/3), PSN dilakukan sebelum musim penularan kasus DBD. Perilaku hidup bersih ini sangat diharapkan, karena sampai saat ini belum ditemukan obat untuk DBD. “Langkah ini sebagai kewaspadaan dini dan upaya antisipasi agar tidak sampai terjadi KLB,” ujar Sri Armini.
Angka kejadian pada pekan pertama hingga pekan kesembilan tahun 2020 ini telah mencapai 163 kasus. Terlihat ada peningkatan setiap pekannya, mulai enam kasus pada pekan kelima hingga pekan kesembilan telah mencapai 29 kasus. “Memang dibandingkan bulan yang sama tahun lalu, jumlahnya jauh lebih kecil,” ujar Sri Armini.
Angka kejadian untuk periode Januari hingga Desember 2019 lalu sebanyak 1.220 kasus. Jumlah ini meningkat dibandingkan pada periode sama tahun 2018 lalu. Karena pada tahun 2018, kasus DBD sebanyak 90 kasus atau insident rate 9,67 per 100.000 penduduk.
Ia pun mengatakan berkaca dari data 2019 (Januari-September), ada sejumlah desa yang masih cukup rawan terjangkit DBD. Di antaranya Sanur Kaja sebanyak 40 kasus, Kelurahan Sanur (60 kasus), Padangsambian Kaja (65 kasus), Peguyangan Kaja (24 kasus), Sanur Kauh (45 kasus), Renon (50 kasus), Peguyangan Kangin (35 kasus), Padangsambian (74 kasus), Sesetan (21 kasus) dan Sidakarya sebanyak 43 kasus. “Kalau dilihat dari kecamatan, Denbar yang cukup banyak kasusnya,” ujar Sri Armini. (Asmara Putera/balipost)