NEGARA, BALIPOST.com – Penyakit Demam Berdarah di Jembrana menelan korban. Dua bocah yang tinggal di Banjar Baluk I, Desa Baluk dan banjar Pangkung Buluh, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara ini dipastikan meninggal akibat DBD dan menjalani perawatan di rumah sakit umum pusat (RSUP) Sanglah.
Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana melalui Plt Kadiskes, I Putu Suekantara didampingi Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular, I Gusti Agung Putu Arisantha, Rabu (11/3) memastikan dua bocah yang masih duduk di bangku SD dan MIN itu meningga karena DBD. Dari penelusuran Diskes riwayat penanganan pasien mulai dari Puskesmas 1 Negara hingga RSU Negara dan RSUP Sanglah, diperoleh informasi bahwa keduanya memang meningga akibat DBD level III dan IV.
Salah satu desa yang ditinggali yakni di Baluk, dari catatan Dinas bukan merupakan wilayah rawan DBD. Bahkan tidak ada riwayat warga disana yang sakit atau panas tinggi mengarah ke gejala DBD. Karena itu Diskes juga akan melusuri lebih jauh darimana korban bisa terjangkit Demam Berdarah.
Lebih lanjut dijelaskan, di daerah tempat tinggal bocah yang berumur 11 tahun itu bukan wilayah andemis atau tidak ada warga di sekitar rumah itu yang menderita infeksi dengue. “Ini yang akan kami telusuri lebih lanjut, apakah paien ini terinfeksi di rumahnya atau di luar atau diluar kabupaten? ini kita perlu lakukan kajian,” terang Arisantha.
Dua bocah yang meninggal dunia dengan gejala yang sama dan waktu berdekatan itu adalah Rofi Rahman (9) dan Mohamad Nazar Romadhon (11). Keduanya sempat mengalami panas tinggi dan mengigau hingga kehilangan kesadaran. DBD apabila sudah pada level III dan IV, sangat berisiko terjadinya syok dengan akibat kematian. (Surya Dharma/balipost)