TABANAN, BALIPOST.com – Harga jahe dan kunyit di sejumlah pasar tradisional belakangan ini dikabarkan mengalami kenaikan harga. Kenaikan dipicu tingginya permintaan lantaran beredarnya informasi dua komoditi ini dianggap bisa menangkal virus Corona.
Menindaklanjuti informasi tersebut, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Tabanan melakukan pengecekan ke sejumlah pasar. Kegiatan ini juga dilaksanakan jelang hari raya Nyepi. Hasilnya, untuk harga jahe memang mengalami kenaikan.
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) TPID Tabanan, Ida Bagus Kade Hardana, Selasa (10/3), mengatakan, kenaikan cukup signifikan terjadi pada gula pasir dan jahe. Untuk gula pasir dari harga Rp12.500 naik jadi Rp 17.000 per kilogram atau sekitar 26 persen. Sementara jahe dari Rp 30.000 jadi Rp 40.000 per kilogram atau sekitar 25 persen.
Kenaikan harga juga terjadi pada kunyit dari Rp 8.000 jadi Rp 10.000 per kilogram, bawang putih dari Rp 35.000 menjadi Rp 40.000 per kilogram, serta bawang merah dari Rp 28.000 menjadi Rp 30.000 per kilogram. Alasan kenaikan, menurut Hardana, karena stok terbatas.
Kenaikan harga pada sejumlah komoditi bahan pokok ini, menurut Kepala Bagian Perekonomian Setda Tabanan I Gusti Putu Ekayana, lantaran beberapa kebutuhan pokok yang masuk ke Tabanan merupakan produk impor dari Tiongkok seperti bawang putih. Dengan adanya keterbatasan impor dari Tiongkok lantaran wabah virus Corona, tentu menjadikan stok kebutuhan pokok yang datang dari negara ini berkurang di pasaran dan menyebabkan harga merangkak naik.
Petani lokal harus memanfaatkan peluang ini. Petani harus berinovasi untuk bisa memenuhi permintaan pasar. Untuk menjaga kestabilan harga kebutuhan pokok yang merangkak naik ini, khususnya gula pasir, Ekayana menyatakan, pihaknya akan segera melakukan koordinasi dengan Bulog untuk menggelar pasar murah di Tabanan. (Puspawati/balipost)