Wabup Ketut Suiasa didampingi Kadis Pertanian dan Pangan Badung I Wayan Wijana saat Rapat Koordinasi lintas sektor penanganan virus babi di Puspem Badung, Rabu (11/3). (BP/Istimewa)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Merebaknya penyakit babi di wilayah Bali khususnya Kabupaten Badung, Pemkab Badung mengambil langkah-langkah salah satunya dengan membentuk Tim Penanganan Penyakit Babi. Hal tersebut terungkap saat Rapat Koordinasi lintas sektor penanganan virus babi di Puspem Badung, Rabu (11/3).

Kadis Pertanian dan Pangan Badung I Wayan Wijana menjelaskan, sampai saat ini penanganan penyakit babi di Badung terus dilakukan terutamanya berkaitan dengan pemberian edukasi kepada masyarakat dalam rangka mencegah penyebaran virus babi tersebut. Berdasarkan hasil pendataan petugas dari Dinas Pertanian dan Pangan angka kematian babi masih terus terjadi, karena sampai saat ini belum ditemukan vaksin atau obatnya.

Sehingga satu-satunya cara yang dapat dilakukan adalah menjaga kebersihan kandang melalui bioscurity. “Dari keterangan Dirjen Peternakan sampai saat ini belum ada vaksin dan obat di seluruh dunia. Pemerintah sedang melakukan ujicoba, akhir Maret ini vaksin yang sedang dibuat pemerintah bersama tim ahli akan diuji coba. Dirjen berharap tiga bulan kedepan bila proses uji coba berhasil, kita akan punya vaksin khusus untuk penanganan virus yang menyebabkan kematian babi ini,” terangnya.

Baca juga:  Bali, Posisi Kedua Terendah Tingkat Kemiskinannya Setelah Jakarta

Dari kasus ini, muncul keluhan dari masyarakat berkenaan dengan bangkai babi yang dibuang sembarangan di tempat umum terutama di sungai dan saluran irigasi. “Dari awal kami sudah menyampaikan kepada masyarakat khususnya peternak agar tidak membuang bangkai babi sembarangan. Lebih baik mengubur atau membakarnya. Kalau dibuang akan sangat berdampak pada percepatan proses penyebaran virus tersebut,” tambahnya.

Wabup. Suiasa menekankan, bahwa terjadinya kasus kematian babi ini harus disikapi dengan langkah-langkah dengan cepat dan action di lapangan. Karena wabah ini sudah merambah ke seluruh wilayah dengan kematian yang cukup tinggi pula, terlebih banyaknya bangkai babi yang dibuang sembarangan.

Baca juga:  BPR Lestari Group Berkinerja Positif di Triwulan I 2021, Catatkan Aset Rp 7,7 Triliun

Kondisi ini harus disikapi dengan bijak dan tidak perlu saling menyalahkan. Untuk penanganan kasus ini perlunya koordinasi dengan melibatkan seluruh OPD di Badung dengan membentuk Tim Penanganan Penyakit Babi di Badung. “Kami tugaskan Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan untuk memimpin tim ini. Dengan adanya tim ini kami harapkan penanganan khusus kematian babi dapat dilakukan dengan cepat dan aman,” tegas Suiasa.

Baca juga:  Soal Jebolnya Ornamen Balai Budaya di Puspem Badung, DPRD akan Panggil Kontraktor

Ia berharap tim ini juga perlu memikirkan program recovery misalnya ke depan adanya bantuan bibit babi kepada masyarakat yang kena musibah kematian babi.

Turut hadir dalam Rapat Kordinasi (Rakor) ini Asisten Ekonomi Pembangunan dr Putra Suteja, Kepala Dinas DLHK Badung I Wayan Puja , Kepala BPBD Badung Bagus Nyoman Wiranata, Camat Mengwi I Nyoman Suhartana, Perwakilan OPD terkait, serta hadir juga dari GUPBI Bali I Ketut Hari Suyasa. (Adv/balipost)

BAGIKAN