DENPASAR, BALIPOST.com – Wabah virus corona atau COVID-19 dipastikan turut berdampak pada target-target ekspor Bali. Menyikapi masalah ini, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali sudah memanggil pihak-pihak terkait pada Rabu (11/3).
Upaya tersebut juga masih terkait dengan instruksi gubernur untuk menggiatkan ekspor di tengah COVID-19. “Sudah bisa kita pastikan kemungkinan terganggu. Sekarang saja sudah tidak tercapai (target ekspor, red),” ungkap Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, I Wayan Jarta usai pertemuan.
Menurut Jarta, pertemuan dengan para pelaku ekspor dan stakeholder terkait di Bali memang belum menghasilkan keputusan. Namun, baru sebatas menampung masukan termasuk kendala-kendala yang dihadapi menyangkut ekspor.
Seluruhnya akan dirumuskan bersama tim ahli untuk mendapatkan solusinya. Dalam hal ini, membantu para pelaku ekspor agar usahanya tetap bisa bergerak ditengah COVID-19. Ditegaskan, pihaknya tidak ingin hanya berwacana.
Sekecil apapun, akan ada rencana aksi yang dibuat lengkap dengan siapa yang akan melaksanakan itu, sepanjang bisa memberikan dampak positif. “Permasalahannya kan karena pembatasan logistik ini. Teman-teman siap mengekspor tapi penerbangan ke sana tidak ada. Akhirnya melalui laut, tentu lebih lama dan tidak efisien,” jelasnya.
Tidak tercapainya target ekspor, lanjut Jarta, terjadi di hampir semua komoditi. Terutama sekali adalah manggis yang pasar utamanya adalah China.
Dari sebelumnya bisa mengekspor 6.000 ton, sekarang baru tercapai puluhan ton sehingga penurunannya sangat signifikan. Selain itu, ada ekspor tekstil ke Amerika Serikat dan Eropa, ekspor ikan tuna, serta ekspor kerajinan.
Artinya, ekspor ke negara di luar China yang sebetulnya belum ada penutupan penerbangan juga turut terganggu dengan wabah virus corona. “Saya berkeyakinan, Pak Gubernur akan melakukan apapun langkah yang bisa dilakukan untuk pemulihan ini,” imbuhnya. (Rindra Devita/balipost)